Friday, September 10, 2010

Menjepit Gagang Telepon Penyebab Stroke Ringan

Awas, jangan biasakan menjepit gagang telepon di antara bahu dan leher.

Tonjolan tulang dapat memutuskan saluran pembuluh darah dan memicu stroke. Peringatan berikut ini mungkin perlu diperhatikan benar oleh para sekretaris, operator, konsultan, dokter.
Ingat, janganlah terlampau sering melepaskan gagang telepon dari tangan anda dan meletakkannya di antara pundak dan telinga, sementara tangan melakukan aktivitas lain.
Konon, perilaku semacam itu bisa menyebabkan stroke.
Demikian dikemukakan seorang ahli syaraf asal Perancis pada Jurnal Kesehatanbeberapa waktu lalu.

Seorang psikiater yang biasa berbicara lewat telepon yang terjepit ditelinga kiri dan pundaknya lebih dari satu
jam, dilaporkan menderita stroke ringan. Kejadian nahas itu terjadi akibat adanya tonjolan tulang yang memutuskan salurah pembuluh nadi.

Menurut tim dokter yang meneliti kasus tersebut, pria berusia 43 tahun yang terbiasa berbicara dengan pasien-pasiennya pada mulanya sehat-sehat saja. Namun, seusai memberikan konsultasi kepada pasiennya di psikiater ini mengeluhkan kebutaan sementara pada mata kirinya, telinga kirinya pun seperti merasakan sebuaah dengung. Tak hanya itu, dia pun mengaku kesulitan untuk berbicara. Kondisi ini menunjukkan bahwa dirinya menderita stroke ringan.

Dari hasil pemindahan tampaklah adanya sobekan pada dinding arteri bagian dalam dari organ tubuh si pria tadi. sobekan tadi jelas mempengaruhi saluran pengiriman darah yang menuju ke otak.
Seperti diketahui, pada tubuh manusia terdapat dua kelenjar arteri yang bertugas menyalurkan darah yang mengandung oksigen dari jantung menuju kepala dan leher. Kedua saluran arteri tersebut naik di kedua sisi leher, dari jantung menuju otak.

Pada gambar scanning tampaklah adanya sebuahperuncingan tulang yang lazim di sebut sebagai proses stiloid, yang menyebabkan adanya kontak antara tulang (pada bagian leher) dengan arteri. Sebenarnya, setiap orang memiliki dua tulang stiboid ini. Keduanya menonjol dari dua sisi tulang tengkorak,tepat di bawah telinga dan di
belakang tulang rahang. Namun, rulang yang dimiliki psikiater tadi lebih panjang dari biasanya.

Mathieu Zuber, ahli syaraf dari rumah sakit Saint Anne, Paris mengatakan "Untungnya pasien ini hanya mengalami serangan insemik berkala, atau terjadi penghentian suplai darah menuju otak yang kurang dari 24 jam".
Dengan begitu, hanya stroke ringanlah yang menyerang psikiater yang biasa bertelepon dengan pasiennya tadi.

"Namun, kejadian ini menunjukkan kepada kita bahwa aktivitas setiap hari yang melibatkan penyimpangan agak lama di bagian leher, seperti menggunakan telepon dengan menghimpit antara telinga dan pundak, bisa menimbulkan masalah yang tidak terduga bagi sebagian orang," tambahnya.

Ia menambahkan, psikiater tersebut tidak mengalami gejala stroke terlalu lama. Namun, sejak kejadian itu, ia tidak mau lagi melakukan pembicaraan dengan cara menghimpit telepon di antara telinga dan pundaknya saat melayani keluhan pasien-pasiennya.

No comments:

Post a Comment

Thank you to leave a comment for kuyusku. We will get back to you as soon as possible. Have a great day!

Solusi Usaha di Masa Pandemik COVID-19

Sudah lama ingin mengeluarkan uneg - uneg yang ada dalam kepala, tapi baru kali ini saya berkesempatan untuk menuliskannya di blog ini, sil...