Manusia itu paling frustasi jika
dikecewain oleh orang – orang yang mereka cintai atau orang – orang yang berarti
bagi hidup mereka. Kita akan kecewa kalau pasangan kita menghianati kita, kita
frustasi jika orang yang menjadi teladan bagi kita ternyata bersikap tidak
menyenangkan kepada kita, kita frustasi karena pekerjaan kita dan lain – lain.
Terlebih lagi anak – anak. Anak – anak yang terlibat narkoba penyebabnya karena
selain faktor “anak dimanja dengan uang” atau lemahnya pengetahuan agama yang
sejatinya dapat membekali mereka dengan kemampuan membedakan mana yang benar
dan mana yang salah, juga yang menurutku yang juga fundamental adalah
disebabkan oleh rasa frustasi atau kecewa dengan perlakuan atau perhatian atau respon
yang diterima dari orang tuanya yang jauh dari harapan mereka. Bagi anak – anak
yang jauh dibawah umur (balita), yang pastinya belum bisa membedakan mana yang
baik dan mana yang buruk, tentu rasa frustasi ini akan menjadi lebih absolute karena
logika mereka belum berfungsi dengan baik.
Dengan rasa frustasi, kecewa yang
berkepanjangan dan tidak segera dideteksi dan diperbaiki sedini mungkin dapat menyebabkan
putusnya komunikasi antara anak dan orang tua, jika hal ini terjadi maka cilaka
buat orang tua. Sang anak akan mencari seseorang, kelompok atau sesuatu yang
dapat memperlakukan mereka sesuai dengan harapan dan ini cenderung sesuatu yang
negatif, kita kenal dengan istilah pelarian. Jika mereka lebih bisa
mendengarkan orang lain ketimbang orang tuanya sendiri atau komunitas tempat
mereka berkomunikasi lebih dominan ketimbang orang tuanya sendiri, maka kita
bisa banyangkan bagaimana sulitnya kita merangkul anak – anak kita kembali.
Reminder bagi para orang tua,
termasuk aku sendiri. Jika anak – anak kita membuat Anda kesal, jangan marah
kepada mereka, jangan membuat mereka frustasi, jangan menghakimi, jangan
membentak mereka. Bisa jadi itu semua disebabkan karena kesalahan orang tua,
karena anak – anak lebih banyak tidak tahunya ketimbang tahunya, makanya perlu
diberitahu bukan dimarahi, anak – anak lebih banyak merespon ketimbang
berinisiatif, lebih cenderung mencontoh perilaku yang ada disekitar mereka
ketimbang memuncukan perilaku mereka sendiri, karena anak – anak belum
berkarakter. Jika kits mengajar anak dengan cara membentak atau memarahi mereka
diawalnya maka berikutnya akan lebih keras lagi, tambah keras, makin keras dan
you know lah what I mean. Mereka akan sulit diatur dengan lemah lembut.
Dengan demikian kita mengharapkan
komunikasi antara orang tua dan anak tetap harmonis, anak tetap akan bersikap
terbuka kepada kita sebagai orang tuanya, mereka mencontoh sesuatu yang baik dari
orang – orang yang mereka cintai dalam menyelesaikan persoalan dan yang
terpenting mereka tidak pernah akan kecewa kepada orang – orang yang mereka
cintai.
Bagi yang secara tidak sadar telah melakukan sesuatu yang keliru, jangan diteruskan cara mendidika anak - anak seperti itu. Tidak ada kata terlambat, hanya butuh kesabaran dan semangat lebih untuk memperbaikinya.
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment
Thank you to leave a comment for kuyusku. We will get back to you as soon as possible. Have a great day!