Saturday, May 5, 2012

Jangan Kalah Dengan Keledai

Keledai saja yang diidentikkan oleh manusia sebagai binatang yang bodoh tidak ingin jatuh kedalam lubang yang sama untuk kedua kalinya. Seharusnya manusiapun, yang terbukti adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna tidak akan mengulang kesalahannya dua kali. Dalam kesempatan ini yang saya maksud dengan kesalahan ini adalah yang kesalahan yang sifatnya fatal atau tingkat kepentingannya tinggi. Memang ada pembenaran, kalau manusia itu tidak luput dari kesalahan. Tapi kalau kesalahan itu fatal, seharusnya manusia, yang dibekali bukan hanya sekedar otak yang menstimulasi seluruh syaraf anggota tubuh tapi juga akal untuk mengatur nalar, pikiran dan hatinya, tidak akan mengulanginya dan akan menjadikan pengalaman dan pembelajaran baginya untuk menjadi lebih baik lagi.

Setiap manusia menurut saya, memiliki tingkat kepentingan yang berbeda - beda, beban dan tanggungjawab yang berbeda - beda. Para pekerja biasa memiliki kepentingan yang tinggi terhadap tugas dan tanggungjawab yang dipercayakan kepadanya dan kontribusi terbesarnya, masih lebih banyak untuk kepentingan dirinya sendiri atau pada lingkup yang lebih kecil. Namun kecendrungan yang ada, lebih banyak pekerja rendahan yang bertanggungjawab dan selalu melakukan evaluasi perbaikan agar cita - citanya untuk memperbaiki karir dan nasibnya agar menjadi lebih baik. Kesalahan sefatal apapun tidak akan banyak berdampak besar bagi suatu organisasi dan lebih mungkin akan banyak berdampak kepada penilaian dirinya sehingga pencapaian cita - citanya dalam mencapai karir dan nasib yang lebih baik akan menjadi terhambat.

Berbeda dengan seorang pemimpin atau leader, kesalahan fatal yang dilakukannya akan banyak berdampak kepada orang - orang yang dipimpin olehnya dan organisasi dimana mereka berada. Kesalahan tersebut sudah pasti dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi suatu organisasi, seperti kebangrutan atau kerugian materiil dalam pengelolaan aset dan harta suatu organisasi. Pemimpin yang baik akan terus melakukan evaluasi terhadap kesalahan - kesalahan nyata yang ada dihadapannya dan telah dilakukannya, pemimpin seperti ini tidak menutup mata terhadap kesalahan yang telah dia lakukan, perbaikan dilakukan tidak hanya untuk kepentingannya sendiri tapi juga untuk kepentingan banyak pihak terutama orang - orang yang dipimpinya, jika tidak dilakukan perbaikan maka kesalahan - kesalahan yang sama akan terus bergulir dengan seiringnya waktu. Organisasi akan terus dibawa berputar - putar dengan masalah yang dibuatnya sendiri secara terus - menerus, fungsi dan tugas seorang pemimpin menjadi tumpul, pemikiran - pemikiran yang berguna untuk mengembangkan suatu organisasi akan habis untuk mengurusi permasalahan - permasalahan yang seharusnya sudah menjadi tidak penting, keuntungan perusahaan habis atau tidak menunjukkan kenaikan yang significant karena habis untuk menyelesaikan masalah yang itu - itu saja, sumber daya yang sudah terampil hilang satu persatu dan harus mencari sumber daya yang lain yang perlu dididik dan membutuhkan proses waktu untuk dapat mendukung operasional suatu organisasi dengan baik. Luasnya dampak tersebutlah yang menunjukkan bahwa tingkat urgensi evaluasi ditingkat atas harus lebih menjadi prioritas untuk diperbaiki. Itulah kenapa pemimpin - pemimpin itu mendapatkan bayaran yang lebih tinggi.

Tidak mudah menjadi atau mendapatkan pemimpin - pemimpin yang mudah dikoreksi, yang selalu melakukan evaluasi diri ketimbang yang selalu pusing untuk melakukan lobbying terhadap suatu kegagalan atas suatu kesalahan yang mereka perbuat. Terus belajar, terbuka untuk dikoreksi dan selalu melakukan evaluasi terhadap keputusan yang mereka perbuat adalah lebih esensi bagi suatu pemimpin yang berwawasan dan berpikir untuk maju bersama - sama.

Semoga tulisan ini menjadi berguna bagi saya dan juga para leader seperti Anda.

No comments:

Post a Comment

Thank you to leave a comment for kuyusku. We will get back to you as soon as possible. Have a great day!

Solusi Usaha di Masa Pandemik COVID-19

Sudah lama ingin mengeluarkan uneg - uneg yang ada dalam kepala, tapi baru kali ini saya berkesempatan untuk menuliskannya di blog ini, sil...