Friday, November 30, 2012

Tabel Berat dan TInggi Badan Ideal


Tinggi Badan (m) Berat Badan (kg)
1.425 41-61
1.45 42-63
1.475 43-65
1.5 44-66
1.525 45-68
1.55 46-69
1.575 47-71
1.6 49-73
1.625 50-74
1.65 51-75
1.675 53-77
1.7 54-79
1.725 55-80
1.75 57-83
1.775 58-85
1.8 60-87
1.825 61-90
1.85 63-91
1.875 65-94
1.9 66-97
1.925 68-100
1.95 70-103
1.975 72-105
2 73-107

Wednesday, November 28, 2012

Teknik Follow up Prospek

Saya sering sekali merasa kalau mencari prospek itu lebih mudah ketimbang melakukan follow up prospek. Mem-follow up prosepek atau dikenal dengan tracking prospect ini bisa membuat saya bingung atau stress. Karena membeli atau tidak ini ada pada tahapan melakukan follow up. Sindrom follow up ini sering terjadi karena kita trauma terhadap penolakan atau over confident dengan pencapaian - pencapaian yang sudah kita dapatkan. Sehingga kadang kita bereaksi tanpa dasar - dasar yang tetap. Berikut beberapa masukan yang bisa dijadikan acuan dalam melakukan follow up prospek.

Idealnya follow up dilakukan setelah kita melakukan presentasi atau mengajukan suatu penawaran. Pada saat kita melakukan penawaran atau presentasi produk atau jasa yang kita akan jual tidak akan langsung closing diwaktu yang bersamaan, terutama jika produk atau jasa tersebut memiliki nilai yang tinggi atau membutukan waktu untuk merasakan manfaatnya. Ada beberapa faktor yang yang mempengaruhi kenapa orang tidak langsung memutuskan untuk membeli diantaranya:

  • Ingin membandingkan. Untuk calon pembeli yang selektif, mereka biasanya melakukan bench-marking terhadap produk atau jasa yang kita tawarkan, mencari keunggulan dan kekurangannya dengan produk dan jasa yang lain, menghitung mana yang lebih menguntungkan, menghitung mana yang lebih cocok untuk dibeli atau menghitung mana yang lebih kecil resikonya. 
  • Ingin menggali informasi mengenai produk atau jasa yang kita tawarkan. Terkadang calon pembeli merasa tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai produk atau jasa yang ditawarkan oleh penjual, oleh karena itu, mereka ingin menggali informasi lebih dalam tentang produk dan jasa dari sumber informasi lainnya seperti informasi dari teman - teman yang telah menggunakan produk atau jasa tersebut, website perusahaan, media massa atau customer service.
  • Bukan pengambil keputusan. Jika kita menawarkan kepada korporasi, maka kita akan bertemu dengan yang namanya birokrasi, terkadang orang yang menemui kita tidak memiliki otoritas yang cukup untuk mengambil keputusan, sehingga harus menyampaikannya kepada pihak yang berwenang. Jika produk ini bersifat pribadi dan orang yang kita tawarkan ini memiliki keluarga, sebagian besar dari mereka akan membicarakan dengan keluarga untuk mendiskusikan mengenai dengan orang tua atau pasangannya tentang kebutuhan, kondisi keuangan atau alternatif - alternatif lain yang bisa dijadikan pilihan yang lebih menguntungkan.
Follow up bisa dilakukan jika penjual telah menanyakan kepada calon pembeli atau prospek, kapan mereka dapat menghubungi kembali untuk mengetahui apakah calon pembeli jadi membeli produk atau jasa yang penjual tawarkan. Pembeli yang serius akan selalu dapat memberikan informasi kapan mereka sudah siap untuk memberikan jawaban. Setelah informas waktu tersebut kita dapat, barulah kita dapat melakukan follow up.

Teknik follow up yang sukses
  • Follow up sebaiknya tidak lebih dari 2 hari setelah penawaran disampaikan. Karena tidak semua pembeli dapat mengingat apa yang kita tawarkan dengan baik lebih dari 2 hari. Hot prospect yang serius atau pembeli yang tidak ingin membeli produk atau jasa yang kita tawarkan, akan dapat memutuskan dalam 2 hari tersebut.
  • Mulailah dengan mengajukan pertanyaan mengenai apakah prospek sudah pernah menyampaikan keputusannya untuk membeli atau tidak kepada dirinya atau ke kantor. Jika sudah, tanyakan kepada siapa mereka menyampaikan keputusannya dan bagimana keputusannya dan jika belum, sampaikan kepadanya bahwa hari ini mereka telah berjanji untuk memberikan keputusan apakah mereka jadi membeli atau tidak.
  • Beberapa prospek akan minta waktu untuk memberikan keputusannya. Tanyakan kepada prospek, apakah ada informasi  yang dibutuhkan dalam memutuskan, yang belum kita sampaikan dengan baik. Gali, apa yang menyebabkan mereka minta waktu untuk memberikan keputusannya. Jika alasannya bisa dijawab oleh kita, segera sampaikan solusi atau informasinya, namun jika tersangkut kendala diluar produk atau jasa yang kita tawarkan, tetap usahakan memberikan pencerahan kepada calop pembeli dan mintalah mereka menentukan keputusannya dalam waktu dekat.
  • Dalam melakukan follow up, jelaskan mereka sedang dalam tahapan yang mana dan informasikan banyaknya tahap yang mereka lalui sampai nanti mereka mendapatkan barang atau jasa yang mereka inginkan. Hal ini akan memacu calon pembeli untuk memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin dan menghindari closing yang terlalu lama. Jika ada keterbatasan produk, atau ada embel - embel stimulan atau manfaat lebih yang mereka dapatkan, sampaikan juga kepada mereka bahwa manfaat lebih atau stimulan itu akan berakhir atau harga khusus untuk produk itu akan tidak ditemukan dipasaran lagi dan tidak mereka dapatkan, jika mereka tidak membeli sebelum batasan waktu yang ditentukan. Ini bisa dijadikan senjata pamungkas bagi mereka yang kesulitan untuk memutuskan akan membeli atau tidak.
Teknik follow up ini bisa dikembangkan dengan kemampuan dari masing - masing penjual dan bisa sangat bervariatif sifatnya terhadap penjual - penjual tertentu, saya hanya menyampaikan teknik - teknik umum (paling sering ditemukan dilapangan) yang sifatnya mandatory.

Semoga bermanfaat. Happy selling! And see you on the top!

Teknik Presentasi Yang Sukses

Presentasi berarti menunjukkan atau menampilkan. Seperti artinya presentasi bertujuan untuk mejelaskan konsep bisnis, pengenalan produk atau jasa dan keunggulan - keunggulan yang dimiliki oleh produk dan jasa kita. Selain desain yang menarik, singkat padat, juga dibutuhkan kepiawaian dalam menyajikannya. 

Desain
Saya terkadang kurang suka dengan template, sekalipun jika target pasar yang kita sangat spesifik. Memang dengan template, penggarapannya menjadi mudah dan cepat, tapi masing - masing organisasi atau perusahaan memiliki semacam prinsip, brand image, kebutuhan dan visi misi yang berbeda. Oleh karena itu kita perlu untuk melakukan riset singkat dan dituntut menjadi kreatif dalam membuat desain presentasi.

Contoh yang sering saya temukan dilapangan misalnya presentasi untuk sekolah swasta dan sekolah negeri. Presentasi di sekolah atau organisasi lainnya tentu tidak terlepas dari birokrasi yang secara tidak langsung berpengaruh kepada faktor pengambilan keputusan. Di sekolah negeri, sebaiknya tidak membuat desain yang terlalu rumit, hindari menggunakan banyak warna dan animasi karena audiense di sekolah - sekolah negeri, rata - rata berusia 40 tahun keatas. Ini akan menyulitkan mereka untuk fokus kepada konten yang akan disampaikan. Untuk dapat menembus birokrasi, tampilkan peraturan - peraturan atau undang - undang resmi yang masih berlaku sehingga dapat mem-bypass atau memperpendek jalur birokrasi yang ada,

Konten
Isi dari suatu presentasi juga menentukan berhasil atau tidaknya suatu presentasi. Secara umum hindari, konten - konten yang bertele - tele, ajak audiense untuk berinteraksi dengan isi konten dengan membuat mereka mencatat di buku atau secarik kertas. Tampilkan infromasi data menggunakan tabel - tabel dan grafik, sampaikan keunggulan - keunggulan dalam point - point yang singkat (gunakan numbering atau bullet list), ilustrasikan dengan gambar - gambar. Berdasarkan informasi, manusia lebih mudah mengingat dengan simbol - simbol dan gambar ketimbang menghafal tulisan yang terlihat seperti narasi.

Penyajian

Dalam menyampaikan presentasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
  1. Usahakan prensenter menguasai materi dan mengenal konten dengan baik. Hindari melakukan presentasi dengan membaca materi presentasi. Presenter harus mampu mengembangkan isi konten dan menjawab pertanyaan dari audience.
  2. Jika audiense yang dihadapi berjumlah besar, sebaiknya persiapkan orang untuk menjadi clicker yang mengoperasikan presentasi. Lakukan latihan (gladi resik) sebelum melakukan presentasi, jika presenter dan clicker belum sering tampil bersama atau clicker tidak menguasai konten presentasi.
  3. Jika tidak menggunakan projector (OHP), gunakan alat bantu seperti papan tulis/white board atau flip chart dalam menyampaikan presentasi, bawalah contoh gambar atau contoh produk atau jasa yang kita tawarkan.
  4. Presenter harus mampu menguasai audiense. Posisi presenter dalam melakukan presentasi sebaiknya dapat dilihat dari semua sudut, namun jika tidak memungkinkan usahakan presenter mengubah - ubah posisinya agar bisa dilihat dan melihat reaksi audience. Presenter harus peka melihat situasi. Jika suasana mulai membosankan, berhentilah sebentar dan minta audience untuk bertanya atau gantilah dengan topik - topik yang dapat mencairkan suasana seperti memberikan quiz - quiz berhadiah.
  5. Buatlah presentasi menjadi interaktif. Ajaklah audience untuk ikut menyampaikan pengalamnya dengan produk atau jasa yang sedang dipresentasikan atau yang sejenis, atau pilihlah beberapa orang dan lontarkan beberapa pertanyaan dengan mereka bahkan bisa juga mengajak audience untuk ikut dalam demo - demo.
  6. Dalam menjawab pertanyaan sebaiknya buatlah coretan - coretan secara visual pada flip chart atau whiteboard atau di papan tulis. Karena penjelasan secara visual lebih mudah ditangkap oleh otak dan juga mengarahkan serta menyamakan perspektif audience dengan presenter.
  7. Presenter sebaiknya tampil sebaik mungkin, jaga penampilan, bawakan presentasi dengan power yang cukup sehingga dapat didengar oleh semua audience dan gunakan speed yang lebih cepat dari orang berbicara.

Tahapan presentasi yang sukses
  1. Pembukaan. Dalam pembukaan, selalu lakukan pengenalan tentang siapa Anda dan identitas perusahaan Anda. Pengenalan dibutuhkan agar mereka tahu dengan baik siapa yang berbicara dan perusahaan apa yang sedang melakukan presentasi. Umumnya dalam presentasi yang sukses, untuk pengenalan diri presenter, sampaikan latar belakang, posisi dan achievement Anda. Pembukaan cukup menggunakan durasi 10% dari waktu yang tersedia.
  2. Penyampaian materi presentasi. Penyampaian isi materi sebaiknya dibuat mengerucut dan berorientasi kepada keputuhan prospek. Di mulai dengan hal - hal yang sederhana sampai kepada materi yang lebih dalam.
  3. Menyimpulkan. Beberapa audiense tentu ada yang tidak dapat mengikuti semua presentasi dengan baik. Oleh kareanya buatlah ringkasan dan highlight materi presentasi yang penting - penting.
  4. Tanya jawab. Tahapan tanya jawab bisa dibuat diakhir atau disetiap jeda sesi pada saat penyampaian materi presentasi. Namun yang paling efektif adalah menyediakan waktu khusus untuk sesi tanya jawab. Dengan demikian, presenter dapat mengurutkan skala prioritas dari pertanyaan - pertanyaan yang masuk. Jawablah pertanyaan dengan contoh - contoh ketimbang menjawab menggunakan definisi, apalagi jika menjawab sama seperti yang ada di konten presentasi. Telling story adalah cara menjawab pertanyaan - pertanyaan dengan baik. batasi pertanyaan sehingga jika masih ada waktu yang tersisa, bisa digunakan untuk membuka sesi tanya jawab yang kedua.
  5. Penutup. Tujuan dari presentasi adalah mengenalkan siapa diri dan perusahaan kita, memperkenalkan produk atau jasa yang kita jual. Oleh karena itu manfaatkan sesi penutup untuk mengajak audience terlibat dalam proses follow up. Contohnya: Ajukan pertanyaan bagaimana dengan produk yang ditawarkan ini, kapan kita dapat bertemu lagi untuk membicarakan bisnis kita kedepannya atau membagikan lembaran pertanyaan dari kita untuk dapat digunakan pada tahap selanjutnya.
Teori memang sering kali lebih mudah ketimbang prakteknya, oleh karena itu sering - seringlah berlatih melakukan presentasi mulai dari scope - scope kecil, seperti latihan presentasi dengan team kecil kita, presentasi didepan keluarga atau teman - teman dekat. Kalau tidak punya team, teman atau saudara misalnya, ya coba melakukan presentasi didepan cermin untuk mengenal mimik dan bahasa tubuh kita pada saat melakukan presentasi, sehingga menjadi lebih baik.

Semoga bermanfaat.

Sunday, November 25, 2012

Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari

Selaku orang tua, kita seharusnya mendidik anak - anak kita untuk menjadi anak yang berbudi pekerti yang baik dan memiliki sifat - sifat yang terpuji. Cara yang paling berpengaruh bagi anak - anak yang belum berinteraksi dengan lingkungannya adalah dengan memberikan teladan yang baik. Jika anak - anak diminta untuk berdoa sebelum makan, maka orang tuanya juga harus konsisten dan memberikan contoh yang serupa.

Banyak dari para orang tua yang lupa bahwa daya rekam anak - anak melalui panca inderanya sangat kuat dan bisa mempengaruhi perilaku di masa depannya. Oleh karena itu, berlakulah yang baik didepan mereka. Tidak cukup hanya dengan memberikan mereka nasihat, membacakan kepada mereka cerita - cerita teladan, tapi mereka tidak dapat menemukannya dalam kehidupan sehari - hari. Sama halnya dengan pepatah "buah jatuh tak jauh dari pohonnya" atau "air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga". Ini artinya banyak pemikiran - pemikiran para tetua yang peduli dengan pentingnya pendidikan dan contoh teladan yang baik dari orang tua kepada anak - anaknya.

Jaman sekarang, waktu intim bagi orang tua dengan anak semakin sempit. Anak - anak usia dini sudah bisa berinteraksi dengan lingkungannya tidak hanya melalui teman - teman dilingkungannya tapi juga pengaruh media, telepon dan pengaruh saudara - saudara kandungnya, terutama kakak - kakaknya. Oleh karena itu orang tua dituntut untuk dapat membekali mereka lebih banyak dan intensif, agar anak - anak dapat menangkal pengaruh - pengaruh negatif dari luar. Tentu lebih mudah mencegah ketimbang memperbaiki, bukan?

Saturday, November 24, 2012

Filosofi Singkong dan Mentega

"Jadilah singkong, jangan jadi mentega".
Kenapa jangan?

Singkong itu kalau dibakar akan menjadi lebih enak, jika dibakar agak lama singkong akan menjadi lebih keras dan jika dibakar terus, singkong akan membara dan menimbulkan panas yang lebih panas dari apai yang membakarnya.

Sedangkan mentega, jika dibakar maka mentega akan segera mencair lalu menguap dan hilang

Pesan moral yang dapat diambil dari Singkong dan Mentega ini adalah:

  1. Dalam menjalani hidup janganlah mudah menyerah, jadilah seperti singkong jika mendapatkan cobaan. Jadilah orang yang lebih baik, lebih kuat dan tegar sehingga mampu mengalahkan cobaan tersebut.
  2. Jadilah seperti singkong jika bersikap, singkong itu alami, murah dan mudah didapat dimana saja. Orang yang alami dan tidak sombong akan memiliki ketahanan yang lebih lama ketimbang orang yang penuh dengan intrik dan sombong. Sikap alami dan rendah hati akan lebih dapat diterima oleh siapa saja sehingga akan bertahan sepanjang masa.
  3. Jangan menjadi seperti mentega. Mentega adalah analogi yang baik untuk menggambarkan orang yang gampang menyerah dan hancur dengan cepat.

Strategi Marketing Yang Positif dan Alami

Tiga hari yang lalu memang cukup ruwet buat saya. Mulai dari terlambat antar anak sekolah, nyasar nyari kantor orang, berputar di jalan yang sama dua kali karena kebablasan, target hot prospect yang ternyata daya belinya lemah, kehujanan padahal sudah sedikit lagi sampai rumah, kecipratan air genangan sampai berasa mandi lumpur rasanya, malamnya calon klien yang super detail minta ketemu di rumahnya untuk menjelaskan sesuatu yang sebenarnya sudah pernah dijelaskan sebelumnya dan banyak lagi.

Tapi hari yang ruwet ini akhirnya happy ending. Sambil niat menunggu seseorang dan melepas lelah, saya mampir ke warung nasi uduk cukup enak di Bintaro. tapi karena masih berasa kenyang, saya cuma pesan segelas kopi, kopi hitam. Lumayan buat menghangatkan badan. Setelah lepas helm dan jaket, akhirnya saya duduk. Hanya ada penjual dan satu orang yang bersetelan perlente duduk diseberang saya, cuma dia duduk diseberang pojok sebalah kiri, saya duduk di pojok meja sebelah kanan. Setelah tegur sapa dan basa - basi, saya duduk dan menghidupkan rokok, sambil menunggu kopi pesanan saya datang. 

Bosan memperhatikan kendaraan yang lewat, siapa tahu yang saya tunggu lewat. Akhirnya untuk mencairkan suasana dan membunuh waktu saya buka pembicaraan dengan Bapak perlente yang rambutnya sudah penuh uban.

"Baru pulang kerja pak?"
"Iya" jawabnya pendek. Saya maklum karena bapak itu masih makan.

Si Bapak itu menyelesaikan makan dan minumnya dengan cepat, dan sepertinya hendak menyalakan rokok putihnya yang ada diatas meja, saya pikir dia akan ambil Blackberry Bold-nya untuk bermain dengannya, karena memang hanya ada handphone dan rokok itu yang ada diatas meja.

"Tadi korek saya mana ya?"
Dan saya berinisiatif menyodorkan korek yang saya punya kepadanya.

Dia menanyakan saya sedang apa dan saya bilang sedang menunggu seseorang, yang akhirnya menyadarkan saya untuk kembali memperhatikan kendaraan yang ada dijalan raya. agar orang yang saya tunggu tidak terlewat.

Saya balik bertanya dimana dia bekerja dan dia menjawab saya seorang wartawan. Dia menceritakan soal kesaktian kartu PERS dan suka dukanya menjadi wartawan. Saya selidik lebih dalam apakah dia seorang jurnalis dan dia jawab bahwa dia bukan wartawan politik, tapi wartawan ekonomi.

Setelah ngobrol ngalor - ngidul, akhirnya saya merasa kalau orang yang ada didepan saya ini bukan seoarang wartawan biasa, saya coba cari mobil yang diparkir disekitar tempat itu, saya dapati sebuah Land Rover diparkir di halaman mini market yang posisinya tepat diseberang kami duduk. Dan akhirnya penasaran saya terjawab, beberapa kali melakukan pembuktian terbalik dan probing, akhirnya terungkap bahwa dia adalah salah satu Pemimpin Perusahaan dari sebuah majalah yang sebenarnya tidak termasuk baru (13 tahun,  menurutnya), walaupun baru terbit perdana di tahun 2002.

Banyak sekali ilmu yang saya dapat dari obrol - obrol iseng ini. Saya sudah tidak peduli lagi dengan orang yang saya tunggu karena kami  terlibat obrolan seru antara praktisi pakar (dia) dan orang awam (saya). Ilmu yang saya dapat malam ini adalah mengenai ilmu lobbying dan marketing praktis.

Exercise, Berani dan baru terkahir Modal

Awal pembicaraan ini dibuka dengan polemik orang dalam memulai suatu usaha. Menurut Bapak Pimpinan ini, banyak orang gagal berusaha karena belum apa - apa sudah banyak mengeluh soal modal. Pemahaman yang umum di masyarakat adalah "Mau Usaha Perlu Modal", tapi menurutnya untuk memulai usaha bukan ditentukan punya modal atau tidak tapi yang lebih penting adalah exercise (latihan), berani dan baru terakhir cari modal. Menurutnya lagi, banyak orang yang punya modal tapi tidak punya skill yang mumpuni dan keberanian, yang akhirnya gulung tikar.

Dia mencontohkan di "tempat dia bekerja", perusahaan yang dia kelola saat ini bukanlah perusahaan media yang besar, tapi walaupun kecil tapi pedas - saya menyebutnya dengan kata lain kecil - kecil cabe rawit. Majalah bisnis yang dia kelola ini dibaca oleh Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Anggota legislatif, Direktur BUMN/BUMD, Duta besar dan pelaku bisnis swasta. Perusahaannya juga pernah diundang ke istana untuk menyampaikan dan mendatangkan Direktur - direktur BUMN yang terpilih dari event yang diadakan oleh perusahaannya ini. Perusahaannya juga pernah mengundang Presiden untuk hadir, namun karena satu lain hal, akhirnya didelegasikan oleh Bp. Budiono yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Dia juga menceritakan soal bagaimana dia berhasil me-lobby para pengiklan dengan keunggulan segementasi dan diversifikasi yang perusahaannya punya. Seperti contoh pada saat me-lobby perusahaan otomotif mewah untuk memasangkan iklan, contoh lain pada saat dia me-lobby mitra kerjanya yang bekerjasama dengannya untuk suatu event besar berskala nasional dengan dana secukupnya, contoh lain adalah dimana dia diminta Bp. Jusuf Kalla (saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden) untuk mengumpulkan para direktur BUMN diminta menghadap ke istana tanpa keluar uang sepeserpun.

Me-lobby Perusahaan Otomotif

Pada saat mengajak perusahaan otomotif untuk tertarik memasang iklan di majalahnya, dia hanya menyampaikan 2 poin yang dianggapnya mampu membangkitkan hasrat mereka untuk memasang iklan di perusahaannya.
  1. Segmentasi (Buying Power, Social Class). Dalam me-lobby calon pemasang iklan, Bapak ini menunjukkan keunggulan, jika si pemasang iklan memasang iklan di majalahnya. Walaupun majalahnya belum beroplah besar seperti majalah ekonomi namun dia memaparkan kelebihan - kelebihan yang majalahnya punya. Menurutnya majalahnya adalah majalah yang memiliki pembaca yang berasal dari kalangan pejabat eselon hingga level tertinggi, direktur - direktur BUMN dan BUMD, anggota legislatif dan para diplomat. Jika perusahaan otomotif ini memasang iklan di majalahnya, maka dari segmen pembaca ini akan didapatkan keunggulan ketimbang perusahaan otomotif tersebut memasang iklan di majalah atau tabloid seputar otomotif. Keunggulannya adalah status sosial dan buying power yang dimiliki oleh pembaca tetapnya tersebut, terlebih lagi perusahan otomotif tersebut mempunya target pasar yang sama dengan pembacata majalah ini. Dia menyebutkan kalau majalah - majalah otomotif biasanya terdiri dari kalangan peminat otomotif, pebisnis otomotif dan para analis, yang buying power-nya absurb dan menyebar. Dia mempertimbangkan bahwa perusahaan otomotif yang sudah memiliki nama (branding yang bagus) tidak perlu lagi membangun citra dan tidak terlalu perlu untuk diperkenalkan kepada segmen yang luas karena startegi tersebut menjadi mubadzir.
  2. Eye Catching. Jika memasang iklan di media masa yang mengkhususkan otomotif, maka iklan otomotif itu akan terlihat biasa - biasa saja, bahkan tidak menutup kemungkinan akan terlewat dari perhatian pembacanya karena kemungkinan besar semua halaman isinya terdiri dari produk - produk yang similar. Tutur si pemimpin perusahaan ini, dengan memasang iklan otomotif di majalah yang bukan mengkhususkan informasi otomotif, akan memiliki dimensi yang berbeda yaitu eye cathing yang lebih baik, karena infromasi yang disampaikan tidak identik dengan isi majalah tersebut. Menurutnya ini adalah suatu keunggulan yang akan didapat oleh perusahaan otomotif berkelas yang memasang iklan di majalahnya.
Dengan lobby seperti ini, akhirnya perusahaan otomotif itu memutuskan untuk memasang iklan di majalahnya untuk kontrak yang cukup lama dan memilih halaman terbaik di majalah tersebut.

KUNCI SUKSES

Kunci sukses menurut pemimpin perusahaan dari majalah BR ini adalah Objective, Idealis, Independen, Optimis, Konsisten dan Fokus.

Objective
Opini yang dibangun dalam strategi marketing terbaik adalah dengan membangun opini secara objective, bukan sebaliknya secara subjective. Karena pemahaman objective lebih dapat diterima oleh banyak kalangan dan mampu mengubah cara pandang manusia dengan cara yang lebih bebas dan tanpa terasa dipaksa.

Idealis
Dalam membangun bisnis media, seperti majalahnya ini diperlukan sikap idealis sebagai salah satu bagian dari integrity yang dianutnya. Sikap idealis menjadi perlu karena manusia akan sangat respect terhadap segala sesuatu yang sifatnya alami ketimbang yang imitasi. Berita yang disampaikan adalah berita yang ditangkapnya secara apa adanya, tanpa ada intervensi dari organisasi atau instansi yang ingin menjual berita kepada media massa dengan suatu keuntungan yang akan didapatkan oleh organisasi atau instansi tersebut. Dengan demikian, pembaca majalah ini akan merasakan infromasi yang disampaikan oleh majalah tersebut adalah informasi yang aktual dan bisa dipercaya. Menurutnya, masih ada wartawan atau perusahaan media massa yang menjual berita atau menerima konten dari nara sumber dengan imbalan.

Independen
Dengan sikap idealis yang dimiliki majalahnya ini, dia menyebutkan perusahaannya berjalan dan dikenal sebagai majalah yang independen yang tidak berpihak kepada salah satu sisi saja, tidak berat sebelah dan proporsional. Banyak keuntungan yang majalah ini dapat dengan predikat independen, yang salah satunya adalah kepercayaan organisasi atau instansi dalam mendapatkan infromasi dari majalah ini. Majalah ini, walaupun kecil tapi dapat mempengaruhi bahkan dapat membuat event - event penghargaan beskala nasional, yang menjadi acuan akan keberhasilan atas pencapaian institusi atau organisasi yang mendapatkan penghargaan yang dikeluarkannya.

Optimis
Sikap optimis, diperlukan dalam suatu bisnis. Menurut orang - orang bijak, jika kehilangan semangat berarti mati. Optimis merupakan salah satu bagian dari semangat. Dia mengatakan bahwa sikap optimis dapat membawa majalahnya ini menjadi besar dan bisa terus eksis. Salah satu contoh yang ia sampaikan adalah pada saat ia membuat suatu event yang hasilnya membuat ia diundang untuk hadir di Istana Merdeka untuk mengurus dan mempresentasikan hasil dari event tersebut. Selain itu juga, pada saat ia mengundang Bapak Presiden, yang kebetulan berhalangan hadir karena ada jadwal yang bentrok, maka Presiden mengutus salah satu menterinya untuk memenuhi undangan tersebut. Dengan sikap optimis ini, majalahnya tidak lagi bisa dibilang dipandang sebelah mata. Bahkan menurutnya, perusahaan yang dipimpinnya ini pernah ditawar oleh pemerintah dengan harga yang tinggi, namun ia menampik tawaran tersebut walaupun dalam operasional sehari - harinya, ia masih sering kekurangan resource dan sering putar otak.

Konsisten
Sukses adalah bertolak belakang dengan sikap impulsif, tapi harus penuh konsisten. Konsisten adalah suatu sikap yang diambil sehingga mampu menunjukan diversifikasi di pasar. Konsisten juga dapat membentuk karakter yang kuat terhadap produk yang dibuatnya. Sikap inilah yang membuat majalahnya tumbuh dnegan stabil dan mampu bertahan selama belasan tahun.

Fokus
Dokter Spesialis akan dibayar ketimbang dokter umum, analogi seperti inilah yang dipakainya dalam menunjukkan sikapnya untuk tetap fokus kepada isi berita, ulasan, opini dan target pembacanya. Sikap ini juga membangun diversifikasi terhadap majalahnya di pasar. Orang umum mengenalnya sebagai suatu majalah yang memiliki konten dan target audience yang jelas. Fokus bukan berarti harus monoton dan membosankan oleh karenanya seluruh jajarannya dituntut untuk tetap kreatif dengan fokus yang menjadi tujuannya.

Sumber: Seperti yang diceritakan oleh Pimpinan Perusahaan Majalah BR kepada saya di warung nasi uduk dibilangan Bintaro.

Filosofi Burung Pipit

Burung Pipit adalah salah satu burung yang dapat ditemui di daerah tropis seperti Indonesia. Burung Pipit membuat sarangnya dengan sangat unik mirip seperti bola - bola yang berasal dari ranting padi untuk melindungi dirinya dan juga telur - telurnya sampai anak - anak burung mampu terbang sendiri.

Tahukah kamu, kalau burung Pipit ini sangat bijaksana. Burung Pipit tidak akan bertelur sebelum mereka memiliki sarangnya. Seorang teman saya, seorang pemerhati burung, tertarik dengan kehidupan burung ini. Dari paparannya, dijelaskan kalau burung Pipit akan menghabiskan waktu untuk membangun sarangnya cukup lama dengan mengumpulkan ranting - ranting padi yang setengah kering dan mengumpulkannya pada dahan pohon yang cukup tinggi. Setelah sarang bola - bola rumputnya jadi, burung jantan dan betina tinggal di dalam sarang tersebut untuk beberapa waktu dengan tujuan untuk memastikan apakah sarang tersebut sudah aman dan dapat melindungi telur - telur dan anak - anaknya setelah menetas nanti dari cuaca dingin dan panas dan juga dari gangguan binatang lainnya. Setelah dirasa aman, barulah burung jantan dan betina melakukan proses pembiakan.

Jika dibandingkan dengan manusia yang memiliki kelebihan otak dan pikiran, masih banyak diantaranya yang tidak berpikir atau berperilaku seperti Burung Pipit ini, manusia berkembang biak sebelum memiliki tempat tinggal dan mapan, sebagian besar manusia beranak dirumah orang tuanya atau tinggal dirumah - rumah kontrakan sebelum melahirkan. Mungkin jika manusia bisa berperilaku seperti burung Pipit ini, tentu manusia akan lebih rapi dan mapan dalam mempersiapkan masa depannya.

Sumber: Seperti yang diceritakan seorang teman di Ciputat (O. Firdaus)

Tuesday, November 13, 2012

Pesta Ulang Tahun di Sekolah

Pada saat presentasi di TK Negeri Tingkat Nasional di Jakarta Selatan, saya berkesempatan bertemu dengan Ibu Kepala Sekolah, guru - guru dan komite orang tua murid di TK tersebut. Ada sekitar 50 orang yang berkumpul di ruang pendopo yang letaknya ditengah - tengah halaman kebun sekolah, benar - benar asri dan alami sekali.

Dalam kesempatan itu, saya kebagian di sesi ketiga untuk menyampaikan program rencana penerapan personal finansial bagi keluarga muda. Saya senang sekali walaupun 2 sesi yang harus saya tunggu ini cukup membuat saya kelelahan. Sesi pertama diisi oleh rencana orang tua murid yang diwakili oleh Ketua Komite Orang Tua Murid dalam persiapan dan penetapan kesepakatan akan lokasi dan waktu diadakannya acara rekreasi. Di sesi kedua Ibu Kepala Sekolah menyampaikan informasi seputar kegiatan sekolah dan isu - isu selama ini terjadi. Saya tertarik pada saat Ibu Kepala Sekolah menyampaikan usulan dari salah satu orang tua murid yang juga berprofesi sebagai tenaga pengajar senior di salah satu sekolah terkemuka. Inti usulannya tersebut agar acara ulang tahun murid tidak diadakan di sekolah. Ibu Kepala Sekolah tersebut juga menceritakan bagaimana pengalamannya waktu mengajar di salah satu sekolah dasar terkemuka di bilangan Bintaro, dimana anak murid yang berulang tahun membawa kue tart yang didalamnya terdapat cincin berlian. Acara ulang tahun ini mengundang protes dari beberapa orang tua murid, karena menurut orang tua murid yang protes tersebut adalah tidak semua orang tua murid mampu untuk mengadakan acara yang setaraf dengan acara ulang tahun dengan kue tart yang didalamnya terdapat cincin berlian itu. Ibu Kepala Sekolah juga menyampaikan bahwa berdasarkan pengalamannya selama menjadi Kepala Sekolah TK tersebut, sering mendapatkan pertanyaan - pertanyaan polos dari anak murid lain yang tidak kebagian kue tart atau kado karena beda kelas dengan anak murid yang sedang berulang tahun dan beberapa diantaranya juga menerima keluhan orang tua murid yang meminta ijin untuk tidak mengadakan pesta ulang tahun di sekolah atau yang bertanya apakah perayaan ulang tahun harus dilakukan di sekolah.

Di akhir cerita Ibu Kepala Sekolah tersebut akhirnya mengusulkan dengan memberikan beberapa pilihan kepada orang tua murid yaitu mengadakan acara ulang tahun diluar sekolah (bisa dirumah atau direstoran atau taman - taman bermain) atau mengumpulkan anak - anak yang berulang tahun dalam bulan yang sama di sekolah untuk merayakannya dengan satu kue tart yang besar, yang ditiup ramai - ramai oleh anak - anak murid yang berulang tahun dan mereka saling bertukar kado satu dengan lainnya. 

Menurut saya, ini adalah suatu pembelajaran yang baik untuk sekolah tingkat taman kanak - kanak atau kelompok bermain atau PAUD dimana saja, karena acara ulang tahun ini sama sekali tidak mendidik anak - anak murid untuk hidup bersahaja atau berbagi dengan sesama jika dilakukan di sekolah dan merayakan ulang tahun secara sendiri - sendiri. Seperti di sekolah ternama dibilangan Bintaro tersebut, rata - rata orang tua murid yang bersekolah disana bisa dibilang tergolong orang - orang yang mampu, namun kembali kepada masing - masing keluarga yang punya perbedaan latar belakang dan kepentingan - kepentingan sehingga merekapun keberatan untuk mengadakan acara ulang tahun secara berlebihan. Acara ulang tahun murid mungkin menyenangkan bagi anak - anak, tapi juga mungkin dapat mengkibatkan trauma jangka panjang bagi murid yang tidak dapat merayakan ulang tahunnya. Menurut saya, perayaan ulang tahun tersebut kurang tepat untuk pendidikan jangka panjang mereka kelak, karena tidak menutup kemungkinan anak - anak murid yang selalu dapat merayakan ulang tahun akan menjadi tumbuh menjadi sombong dan memiliki sifat narsisisme ketimbang anak yang tidak selalu punya kesempatan untuk merayakan ulang tahun di sekolahnya. Rasa kebersamaan, saling berbagi, saling peduli akan berkurang dengan cara - cara yang mengarah kepada individualisme.

Bagaimana menurut Anda?

Mungkin informasi yang saya bagi ini dapat bermanfaat juga sebagai masukan bagi orang - orang tua murid yang masih merayakan ulang tahun terutama yang merayakannya di sekolah atau ikut berbagi atau mengusulkan kepada pihak sekolah untuk mengganti acara ulang tahun anak murid dengan sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat.

Friday, November 9, 2012

Selamat Hari Pahlawan, Indonesiaku


Selamat hari pahlawan Indonesiaku!
Jangan gampang dibongkar pasang! Seperti puzzle ini, kita adalah satu kesatuan. Jika hilang satu dari bagian puzzle ini, bukan Indonesia namanya. Semoga dengan semangat hari Pahlawan ini, kita makin pandai menghargai jasa - jasa para pahlawan, menghargai pembangunan dan menjadi pahlawan bagi siapa saja orang disekitar kita untuk menjadikan Indonesia menjadi negara yang maju dan bangsa yang besar. Kabulkanlah Ya Rab..aamiiin

Solusi Usaha di Masa Pandemik COVID-19

Sudah lama ingin mengeluarkan uneg - uneg yang ada dalam kepala, tapi baru kali ini saya berkesempatan untuk menuliskannya di blog ini, sil...