Saturday, December 11, 2010

Adillah Kepada Istri...

Sebagai seorang laki-laki, berbagai kesibukkan tentu bukan hal yang aneh. Dari mulai bekerja mencari nafkah, mencari ilmu, berorganisasi sampai berdakwah. Tentu saja, untuk melakukan semua aktifitas tersebut banyak waktu yang harus kita korbankan tidak peduli siang dan malam.

Bahkan tidak jarang, segala aktifitas maupun pekerjaan yang tidak bisa kita selesaikan di pagi dan siang hari, harus kita bawa ke rumah sehingga menyita waktu bercengkerama bersama keluarga. Meski demikian, betapa bahagianya para suami tatkala sibuk berkutat dengan setumpuk pekerjaannya, sang istri setia menemani dan menghantarkan secangkir teh ataupun kopi hangat.

Terkadang tak sadar kita, jarum jam sudah menunjuk angka 11 bahkan 12 malam, sementara anak-anak sudah terlelap. Teh ataupun kopi hangat pun entah sudah yang keberapa kali dihantarkan oleh istri kita yang tetap setia. Jika ia seorang istri yang antusias, ia akan memperlihatkan kepeduliannya atas pekerjaan kita dengan mengajukan berbagai pertanyaan. Namun jika sebaliknya, artinya istri termasuk orang yang pendiam dan cenderung tidak ingin mengganggu konsentrasi bekerja suaminya, cukuplah ia diam dan terus setia menemani.
Tiba-tiba saja, kita akan merasa 'diusik' dengan teguran lembutnya, "sudah malam bang, istirahatlah, esok bisa dilanjutkan". Dengan mudahnya kata-kata seperti, "sebentar lagi dik" atau "tidurlah duluan, nanti abang menyusul", meluncur dari mulut kita sambil terus kembali khusyuk dengan pekerjaan. Jika seluruh pekerjaan usai malam itu, barulah kita pergi ke pembaringan dan beristirahat sampai pagi dan kembali segar.

Lalu, bagaimana dengan makhluk lembut yang semalaman menemani walau akhirnya pergi tidur lebih dulu? bisa jadi ia tidak sesegar kita, ataupun tidak sesenang kita yang mampu merampungkan segala urusan dan pekerjaan malam itu.

Bisa jadi, sebagai orang yang sangat aktif, setiap hari harus kita lalui dengan cara demikian. Jika benar, perlu kiranya menengok sejenak kepada istri kita yang kadang sudah terlelap di pinggir meja kerja. Perhatikan pula wajahnya saat menghantarkan kopi dan seruputan lainnya, atau senyumnya tatkala menyapa lembut menyarankan kita untuk beristirahat sejenak atau mungkin, menghirup harum tubuhnya saat mendampingi kita bekerja.

Tak sadar kita, bahwa kasihnya begitu ikhlas, kesabarannya begitu indah, dan kesetiaanya tiada sirna ditelan malam. Mungkin kita tak pernah menyadari, hantaran teh terakhirnya merupakan sinyal darinya untuk segera menghentikan aktifitas kita, teguran lembutnya sebagi tanda bahwa ia juga milik kita yang perlu kita perhatikan selain setumpuk pekerjaan kita dan bahwa harum tubuhnya adalah isyarat untuk istirahat sejenak, melepas kepenatan kerja seharian dengan melakukan 'aktifitas' lainnya.
Secara tidak sengaja kita telah berlaku tidak adil kepada istri. Untuk urusan berhubungan seksual, kita begitu egois. Sewaktu mereka berharap akan kehangatan malam, kita sibuk dengan berbagai urusan, tetapi giliran kita yang 'mau', memaksapun kita lakukan agar istri mau melayani meski ia tidak dalam kondisi baik.

Sehingga jangan heran, kalau suatu saat tidak akan ada lagi hantaran teh dan kopi hangat, ataupun teguran lembut agar kita beristirahat. Bahkan mereka (para istri) akan menganggap segala urusan dan aktifitas kita, belajar, pekerjaan kantor, organisasi, atau dakwah sekalipun sebagai 'musuh' utamanya karena telah merenggut keharmonisan dan kehangatan rumah tangga.

Inilah salah satu bentuk kesalahan komunikasi yang kita ciptakan. Kita sering gagal memahami model komunikasi istri yang terkadang hanya dengan bahasa tubuh dan sedikit kata-kata itu. Padahal, jika saja kita mau memahami, ada makna yang dalam saat istri telah menghantarkan minum saat kita bekerja dan memberikan sedikit teguran untuk beristirahat. Bahwa, ada 'agenda' lain yang harus pula dilaksanakan malam itu. Atau setidaknya, betapa inginnya para istri merasa dihormati dengan kita menyudahi pekerjaan kita sehingga ia merasa kasih sayang lembut yang tercurahkan malam itu tidak sia-sia.

Kita tahu malaikat akan melaknati para istri sampai pagi harinya karena tidak mau melayani keinginan suaminya. Tetapi juga semestinya, para suami berlaku adil saat ia membutuhkan kehadiran kita disampingnya untuk mendapatkan sepercik kehangatan suami.
Bolehlah kita berpesan agar istri tidak keluar rumah tatkala kita bepergian. Namun demikian, pulanglah tepat waktu dan tidak mampir ke tempat lain yang sekiranya itu bisa membuatnya merasa cemas dan khawatir sementara kita tidak memberitahunya lebih dulu.

Mungkin tidak masalah bagi istri bila kita menyisihkan sebagian uang untuk biaya sekolah lagi. Ada baiknya pula, sisihkan juga buatnya untuk bisa membeli buku-buku bacaan agar ia juga menjadi orang yang berpendidikan dan terpenuhi kebutuhannya akan ilmu. Sediakan pula waktu bersamanya untuk mengunjungi tempat-tempat pengkajian ilmu. Berilah taushiah kepadanya sebagaimana yang kita berikan kepada para orang lain.

Baik pula rasanya, sesekali mengajaknya makan bersama diluar seperti yang kita lakukan kepada teman-teman sejawat. Atau penuhi dahaga rekreasinya guna menghilangkan kejenuhan aktifitas rumah. Bayangkan betapa jenuhnya seorang istri yang melulu di rumah, berbeda dengan kita yang setiap hari keluar yang tentu lebih dinamis.

Perhatikan pula pakaiannya yang sudah lusuh dan itu-itu melulu atau juga sandalnya yang 'butut', belikanlah yang baru, buatlah hatinya berbunga meski ia tidak menuntutnya. Bandingkah dengan pakaian-pakaian kita yang selalu rapi dan necis.
Mulai sekarang, rapikan jadwal harian, mingguan ataupun bulanan. Penuhi janji dan tetaplah memberikan waktu-waktu khusus sebagai 'family day' yang tidak bisa diganggu gugat kegiatan yang lain. Sehingga dengan demikian, kita tetap bisa berlaku adil dan menjaga kehangatan rumah tangga dengan istri dan anak-anak. (bayu)

Sumber: http://www.eramuslim.com
20/11/2001 09:50

Ciri-Ciri Wanita Surga

Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?

Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.

Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang TAAT kepada Allah dan Rasul-Nya (Syariat Islam). Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Di antara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :
  1. Bertakwa.
  2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
  3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.
  4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.
  5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.
  6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.
  7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.
  8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.
  9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.
  10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
  11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.
  12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
  13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.
  14. Berbakti kepada kedua orang tua.
  15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.

Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

“ … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’ : 13)

Wallahu A’lam Bis Shawab.

Friday, December 10, 2010

Adakah Diantara Kalian yang Bernama Ainul Mardhiyah?

ABSTRACT:
Kenal dengan Ainul Mardhiyah? Mungkin kita lebih kenal, atau setidaknya pernah mendengar 'Inul' daripada Ainul :-) Ainul adalah nama seorang bidadari yang sangat cantik, tinggal di sebuah kemah yang terbuat dari mutiara berwarna putih, duduk diatas sofa emas yang ditaburi permata dan yaqut. Bidadari inilah yang dijanjikan Allah SWT kepada seorang pemuda yang telah menjual harta dan dirinya dengan ke-syahid-an. Pemuda yang telah berjihad dengan makna jihad yang benar, berdasarkan Al Qur'an dan Hadits, yaitu peperangan untuk menegakkan kalimah Allah dalam bentuk fisik. Inul tentu saja berbeda dengan Ainul, tetapi semoga Allah SWT kelak juga menjadikan Inul menjadi bidadari cantik nan sholehah, yang menjadi perhiasan dunia dan akhirat.

Dalam suatu kisah yang dipaparkan Al Yafi'i dari Syeikh Abdul Wahid bin Zahid, dikatakan: Suatu hari ketika kami sedang bersiap-siap hendak berangkat perang, aku meminta beberapa teman untuk membaca sebuah ayat. Salah seorang lelaki tampil sambil membaca ayat Surah At Taubah ayat 111, "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan sorga untuk mereka". Selesai ayat itu dibaca, seorang anak muda yang berusia 15 tahun atau lebih bangkit dari tempat duduknya. Ia mendapat harta warisan cukup besar dari ayahnya yang telah meninggal. Ia berkata: "Wahai Abdul Wahid, benarkah Allah membeli dari orang-orang mu'min diri dan harta mereka dengan sorga untuk mereka?" "Ya, benar, anak muda" kata Abdul Wahid. Anak muda itu melanjutkan: "Kalau begitu saksikanlah, bahwa diriku dan hartaku mulai sekarang aku jual dengan sorga."

Anak muda itu kemudian mengeluarkan semua hartanya untuk disedekahkan bagi perjuangan. Hanya kuda dan pedangnya saja yang tidak. Sampai tiba waktu pemberangkatan pasukan, ternyata pemuda itu datang lebih awal. Dialah orang yang pertama kali kulihat. Dalam perjalanan ke medan perang pemuda itu kuperhatikan siang berpuasa dan malamnya dia bangun untuk beribadah. Dia rajin mengurus unta-unta dan kuda tunggangan pasukan serta sering menjaga kami bila sedang tidur.

Sewaktu sampai di daerah Romawi dan kami sedang mengatur siasat pertempuran, tiba-tiba dia maju ke depan medan dan berteriak: "Hai, aku ingin segera bertemu dengan Ainul Mardhiyah . ." Kami menduga dia mulai ragu dan pikirannya kacau, kudekati dan kutanyakan siapakah Ainul Mardiyah itu. Ia menjawab: "Tadi sewaktu aku sedang kantuk, selintas aku bermimpi. Seseorang datang kepadaku seraya berkata: "Pergilah kepada Ainul Mardiyah." Ia juga mengajakku memasuki taman yang di bawahnya terdapat sungai dengan air yang jernih dan dipinggirnya nampak para bidadari duduk berhias dengan mengenakan perhiasan-perhiasan yang indah. Manakala melihat kedatanganku, mereka bergembira seraya berkata: "Inilah suami Ainul Mardhiyah . . . . ."

"Assalamu'alaikum" kataku bersalam kepada mereka. "Adakah di antara kalian yang bernama Ainul Mardhiyah?" Mereka menjawab salamku dan berkata: "Tidak, kami ini adalah pembantunya. Teruskanlah langkahmu" Beberapa kali aku sampai pada taman-taman yang lebih indah dengan bidadari yang lebih cantik, tapi jawaban mereka sama, mereka adalah pembantunya dan menyuruh aku meneruskan langkah.

Akhirnya aku sampai pada kemah yang terbuat dari mutiara berwarna putih. Di pintu kemah terdapat seorang bidadari yang sewaktu melihat kehadiranku dia nampak sangat gembira dan memanggil-manggil yang ada di dalam: "Hai Ainul Mardhiyah, ini suamimu datang ...." Ketika aku dipersilahkan masuk kulihat bidadari yang sangat cantik duduk di atas sofa emas yang ditaburi permata dan yaqut. Waktu aku mendekat dia berkata: "Bersabarlah, kamu belum diijinkan lebih dekat kepadaku, karena ruh kehidupan dunia masih ada dalam dirimu." Anak muda melanjutkan kisah mimpinya: "Lalu aku terbangun, "Wahai Abdul Wahid. Aku tidak sabar lagi menanti terlalu lama".

Belum lagi percakapan kami selesai, tiba-tiba sekelompok pasukan musuh terdiri sembilan orang menyerbu kami. Pemuda itu segera bangkit dan melabrak mereka. Selesai pertempuran aku mencoba meneliti, kulihat anak muda itu penuh luka ditubuhnya dan berlumuran darah. Ia nampak tersenyum gembira, senyum penuh kebahagiaan, hingga ruhnya berpisah dari badannya untuk meninggalkan dunia.

Contributor: Irsyadul Ibad
Editor: Abu Aufa
Maraji': Al Dakwah

4 Lelaki Yang Ditarik Wanita

Pertama:- Ayahnya
Apabila seseorang yang bergelar ayah tidak memperdulikan anak-anak perempuannya di dunia. Dia tidak memberikan segala keperluan agama seperti mengajar solat, mengaji dan sebagainya. Dia membiarkan anak-anak perempuannya tidak menutup aurat.....tidak cukup kalau dengan hanya memberi kemewahan dunia sahaja maka dia akan ditarik oleh anaknya.

Kedua:- Suaminya
Apabila seorang suami tidak memperdulikan tindak tanduk isterinya. Bergaul bebas di pejabat, memperhiaskan diri bukan untuk suami tapi untuk pandangan kaum lelaki yang bukan mahram, apabila suami mendiam diri......walaupun dia seorang alim (sholat tidak tangguh, puasa tidak tinggal) maka dia akan ditarik oleh isterinya.

Ketiga:- Abang-abangnya
Apabila ayahnya sudah tiada, tanggungjawab menjaga maruah wanita jatuh ke pula abang-abangnya.....jikalau mereka hanya mementing keluarganya saja dan adik perempuannya dibiar melencong dari ajaran ISLAM ....tunggulah tarikan adiknya di akhirat.

Keempat:- Anak Lelakinya
Apabila seorang anak tidak menasihati seorang ibu perihal kelakuan yang haram dari islam, maka anak itu akan disoal dan dipertangungjawabkan di akhirat kelak.......nantikan tarikan ibunya.

Maka kita lihat bertapa hebatnya tarikan wanita bukan sahaja di dunia malah di akhirat pun tarikannya begitu hebat...maka kaum lelaki yang bergelar ayah / suami / abang atau anak harus memainkan peranan mereka yang sebenar tidak silap firman ALLAH S.W.T.:

"HAI ANAK ADAM PERIHARALAH DIRI KAMU SERTA AHLIMU DARI API NERAKA, DIMANA BAHAN PEMBAKARNYA IALAH MANUSIA DAN BATU BATU....."

Hai wanita, kasihankan ayah anda, suami anda, abang-abang anda serta anak-anak lelaki anda...kasiankanlah mereka dan diri kamu sendiri......jalankan perintah ALLAH S.W.T. dengan bersungguh-sungguh dan dengan ikhlas...Akhir kata, marilah kita berdoa agar kita semua terselamat dari ditarik dan tertarik....oleh mana-mana pihak ?????

Harga seseorang muslim adalah sangat berharga. ALLAH S.W.T. nilaikan seseorang muslim dengan SYURGA... semua kaum muslim masuk syurga..... janganlah kita membuang atau tidak mengendah janji ALLAH S.W.T.

SEMOGA KITA SEMUA TERGOLONG DARI AHLI SYURGA YANG MEMASUKI-NYA TANPA HISAB. AMIN..... YA RABBALALAMIN.

14 Sikap Wanita Yang Dibenci Pria

1. Akumulasi "Kamu kan sudah punya baju hitam, sayang."
Pria tidak habis pikir mengapa wanita memerlukan suatu benda atau barang lebih dari satu.

2. Sahabat Karib
Pria juga punya sahabat baik dan mereka juga berdiskusi seperti wanita. Tapi yang tidak bisa dimengerti pria tentang wanita adalah, wanita menceritakan apa saja terhadap sahabat karib, termasuk tentang diri si pria itu. Seringkali disertai embel2, "Jangan cerita lagi kepada siapapun, saya hanya menceritakan kepadamu." Kalau takut diceritakan lagi kenapa harus cerita.

3. Menggerutu
Yang juga tidak bisa dimengerti pria adalah, wanita menghabiskan satu sore menggerutui seseorang.

4. Menangis
Pria paling tidak suka melihat wanita menangis. Hal ini membuat mereka merasa bersalah sekaligus bingung, apa yang membuat wanita menangis. Pria tidak bisa membedakan air mata kesedihan karena telah terjadi sesuatu yang benar2 menyedihkan. Karena film sedihpun bisa membuat wanita menangis. Selain itu ada rasa iri pada pria, mereka tidak bisa menangis seperti wanita walaupun sesekali mereka ingin melakukannya.

5. Rasa ingin Tahu Yang Besar
Termasuk ingin tahu, "Kenapa sih, sayang? kok diam saja? tanya wanita jika melihat kekasih atau suaminya berdiam diri. Kalau tidak dijawab si wanita akan terus bertanya, "Sedang memikirkan apa sih?" Padahal terkadang pria hanya ingin berdiam diri saja dan benar2 tidak memikirkan apa2. Kalau si pria bilang tidak memikirkan apa2 , wanita tidak percaya, "Ah bohong! kalau tidak kok diam saja?" Dan wanita masih nekat saja. Baru berhenti kalau pria benar - benar sudah marah.

6. Bertanya tentang Gemuk atau tidak
Pria paling tidak suka ditanya, "Sayang, saya gemuk atau kurus? Menurut kamu, saya tambah gemuk nggak?" Atau pertanyaan lain yang sejenis, Misalnya "Perut saya gendut ya? Atau pinggul saya makin besar nggak?" Ini merupakan pertanyaan yang menjebak dan paling sulit dijawab pria. Tapi sekali wanita bertanya pria merasa tidak bisa melepaskan diri. Kalau pria bilang tidak, si wanita akan bilang bohong, kalau ia si wanita tidak senang. Satu2nya cara pria untuk menghindari hal ini adalah pura2 sibuk atau lari.

7. Busana
Pria benar2 tidak bisa melihat perbedaan antara acrylic skivvy dari DKNY atau kain warna hitam lainnya dari Zambesi. Apa salahnya pakai celana panjang yang dibeli tahun lalu jika masih kuat? Dan kenapa mesti beli lagi?

8. Cemburuan
Yang ini juga cukup rumit untuk dipahami pria. Di satu sisi wanita bilang tidak suka pada pria yang overprotective dan penuh prasangka. Tapi pada saat yang sama, wanita cemburu melihat mata prianya terbelalak ketika menonton adegan seksi atau melihat wanita lain.

9. Cinta
Pria memegang prinsip bahwa mereka cukup sekali saja mengatakan I Love You. Dan ini akan terus berlaku sampai dia menampakkan perubahan. Jadi pria tidak pernah bisa mengerti, mengapa wanita terus bertanya, apakah masih cinta padahal ia belum berubah. Sederhananya jika 2+2=4, mengapa masih harus bertanya? Kalau wanita terus mendesak paling2 dia akan "Sekarang saya kan masih sama kamu. Lalu kamu kira itu karena apa?"

10. Menu
Yang juga membingungkan pria adalah, saat makan diluar, si wanitanya berkeras tidak mau makan udang goreng mentega, tidak mau spaghetti atau kue keju dan sebagainya. Tapi sesudah si pria memesan untuk dirinya sendiri, sepanjang makan si wanita terus ambil dari piringnya.
Jika dia merasa terganggu dan tanya, kenapa tadi tidak pesan apa2, si wanita akan menjawab "Tadi kan saya tidak merasa lapar!" atau "Ah, saya kan
makannya hanya untuk iseng saja." Dalam hati mungkin si pria berkata, isengnya kok gangguin orang makan.

11. Tak Punya Baju
Pria tidak habis pikir, baju wanita selemari penuh, dengan belasan pasang sepatu. Tapi si wanita tetap saja bilang tidak punya baju untuk pesta. Pria juga tidak mengerti pada wanita mengapa baju yang sudah dipakai ke satu pesta tidak boleh dipakai ke pesta yang lainnya. Atau merasa salah tingkah jika bertemu dengan orang tersebut pada kesempatan lain tapi masih pakai baju yang sama.

12. Permainan bertanya
Pria takut dengan permainan bertanya yang disukai wanita, "Kapan pertama kali kamu merasa sayang pada saya?"/Waktu itu saya pakai baju apa?" Dimana kita ciuman untuk pertama kalinya. Jika si pria salah menjawab biasanya wanita akan marah. Kalau dia lupa, wanita menganggapnya kurang perhatian, kalau perhatian kan akan ingat. Atau si wanita kurang berarti lagi untuk dia sampai saat sepenting itu pun sudah dilupakannya.

13. Alasan
Pria juga merasa serba salah jika si wanitanya memintanya menjelaskan alasan sesuatu yang dilakukannya. Terkadang mereka melakukan sesuatu tanpa alasan tertentu. Jadi dalam hati pria mungkin bertanya, "Apakah segala sesuatu harus disertai alasan?"

14. Belanja
Belanja merupakan olahraga satu2nya yang tidak bisa dilakukan pria. Itu sebabnya mereka paling benci kalau diminta mengantar si wanita belanja.

10 Wasiat untuk Istri yang Mendambakan Keluarga Bahagia

Wahai wanita Mukminah !
Janganlah engkau takut dan cemberut karena marahnya suami..!! dan janganlah engkau menangis dan sedih karena kekesalanmu, kesalah fahaman dalam rumah tangga adalah biasa, dan marahnya suami bukanlah suatu bencana..!

Wahai wanita Mukminah !
Jadikanlah rumahmu sebagai pondok yang tenang dan tempat nan aman yang dipenuhi rasa cinta dan kasih sayang, ketenangan dan kelembutan, kemesraan dan keceriaan,sehingga engkau bisa dengan tenang mendidik dan mengasuh anak-anakmu dan juga menyambut suamimu dengan tebaran senyum dan hamparan cinta.

Dan, disini akan saya salinkan secara ringkas untaian wasiat yang perlu engkau baca dan fahami, yaitu : "Sepuluh Wasiat Untuk Istri Yang Mendambakan Keluarga Bahagia Tanpa Problema", dari kitab Usroh Bila Masyakil (Rumah Tangga Tanpa Problema) oleh Syaikh Mazin Abdul Karim Al-Farih, Al-Haura, hal 46-82.

Wahai wanita Mukminah.!
Sepuluh wasiat ini aku persembahkan untukmu, yang dengannnya engkau membuat ridla Tuhanmu, engkau dapat membahagiakan suamimu dan engkau dapat menjaga tahtamu.


Takwa Kepada Allah dan Menjauhi Maksiat Bila engkau ingin kesengsaraan bersarang di rumahmu dan bertunas, maka bermaksiatlah kepada Allah !!

Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan mennggoncangkan kerajaan. Maka janganlah engkau goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada Allah dan jangan engkau seperti Fulanah yang telah bermaksiat kepada Allah. Maka ia berkata dengan menyesal penuh tangis setelah dicerai oleh sang suami: "Ketaatan menyatukan kami dan maksiat menceraikan kami.."

Karena itulah, salah seorang wanita shalihah jika mendapatkan sikap keras dan berpaling dari suaminya, ia berkata : "Aku mohon ampun kepada Allah ... itu terjadi karena perbuatan tanganku (kesalahanku) ..".


Berupaya Mengenal Dan Memahami Suami Hendaknya seorang istri berupaya memahami suaminya. Ia tahu apa yang disukai suami maka ia berusaha memenuhinya. Dan ia tahu apa yang dibenci suami maka ia berupaya untuk menjauhinya, dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat kepada Allah, karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al-Khaliq (Allah Ta'ala).


Ketaatan Yang Nyata Kepada Suami dan Bergaul Dengan Baik. Sesungguhnya Hak Suami Atas Istrinya Itu Besar.


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda."Artinya :


Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya" [Riwayat Ahmad dan Tirmidzi, dishahihkan Al-Albany, lihat "Shahihul Jami'us Shagir' No. 2594]

Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah dan baik dalam bergaul dengannya serta tidak mendurhakainya.


Bersikap Qanaah (merasa cukup). Kami menginginkan wanita muslimah ridla dengan apa yang diberikan untuknya baik itu sedikit ataupun banyak.


Baik dalam mengatur urusan rumah, seperti mendidik anak-anak dan tidak menyerahkannya pada pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya dengan baik dan menyiapkan makanan pada waktunya.


Baik dalam bergaul dengan keluarga suami dan kerabat-kerabatnya, khususnya dengan ibu suami sebagai orang yang paling dekat denganya.


Menyertai suami dalam perasaannya dan turut merasakan duka cita dan kesedihannya.


Bersyukur (berterima kasih) kepada suami atas kebaikannya dan tidak melupakan keutamaanya.


Menyimpan rahasia suami dan menutupi kekurangannya (aibnya) Istri adalah tempat rahasia suami dan orang yang paling dekat dengannya, serta paling tahu kekhususannya (yang paling pribadi dari diri suami). Bila menyebarkan rahasia merupakan sifat yang tercela untuk dilakukan oleh siapapun maka dari sisi istri lebih besar dan lebih jelek lagi.


Kecerdasan dan kecerdikan serta berhati-hati dari kesalahan-kesalahan.
Termasuk kesalahan adalah : Seorang istri menceritakan dan menggambarkan kecantikan sebagian wanita yang dikenalnya kepada suaminya. termasuk kesalahan adalah apa yang dilakukan sebagian besar istri ketika suaminya baru kembali dari bekerja. Belum lagi si suami duduk enak, ia sudah mengingatkannya tentang kebutuhan rumah, tagihan, jajan anak-anak dll


Termasuk kesalahan adalah memakai pakaian yang paling bagus dan berhias dengan hiasan yang paling bagus ketika keluar rumah. Adapun di hadapan suami, tidak ada kecantikan dan tidak ada perhiasan.

Sebagai penutup pembahasan, kami persembahkan 'Untukmu wahai ibu anak-anak'. Dengarkanlah apa yang disabdakan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.


"Artinya : Istri-istri kalian dari penghuni surga adalah wanita yang penyayang (keibuan), yang banyak anak (subur), yang selalu kembali kepada suaminya. Jika suaminya marah ia mendatangi dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata : 'Aku tidak akan dapat memejamkan mata (tidur) hingga engkau ridla" [Silsilah Al-hadits Shahihah oleh Al-Albany No. 287]

Dengan demikian, wanita muslimah yang bertakwa tidak akan mampu tidur dalam keadaan suaminya marah padanya.

Maka kemarilah -semoga Allah menjagamu-, letakkanlah tanganmu pada tangan suamimu dan bersepakatlah untuk mewujudkan "Keluarga Bahagia Tanpa Problema"


Wahai wanita Mukminah !!
Cukup kiranya ringkasan tersebut untuk engkau baca dan pahami, tapi alangkah baiknya jika engkau membacanya secara sempurna supaya engkau bisa lebih memahaminya dengan baik, untuk itu mintalah dengan kata cinta kepada suamimu untuk membeli buku tersebut ....

Akhirnya...
Peganglah tangan suami dengan kelembutan nan penuh kemesraan, dan tataplah matanya dengan sinar kasih sayang .. dan gapailah "Keluarga Bahagia Tanpa Problema".

Thursday, December 9, 2010

10 Jawaban Kepada Saudariku Untuk Segera Berhijab

Penulis : Wido Q Supraha


'Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan ulil amri di antara kamu.' (Q.S. an-Nisa:59)

'Orang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya.' (H.R. At Thabrani)
Bahwa seorang mukmin dapat mengenali kekurangannya dari mukmin lainnya, sehingga ia laksana cermin bagi dirinya.

Islam juga menganjurkan dan mengajak penganutnya agar sebagian mereka mencintai sebagian yang lain, dimana diantaranya engkau berharap agar saudaramu masuk Surga dan dijauhkan dari api Neraka. Tak sebatas mengharap, namun berupaya keras dan maksimal menyediakan berbagai sarana dari hal-hal yang membahayakan dan merugikannya, di dunia maupun di akhirat kelak.

Allah Subhaanahu wa Ta'ala, dalam Q.S. Al Ahzab : 59 berfirman :
'Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin, 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka'. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.'

'Katakanlah kepada wanita yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.' (Q.S. An Nur : 31)

Dalam perjalanan hidup saya, saya mendapati beberapa alasan yang senantiasa terulang ketika ajakan untuk berhijab dikumandangkan. Oleh karenanya, semoga risalah ini dapat bermanfa'at bagi saudariku sekalian, dan memperteguh mereka yang masih ragu-ragu dalam menunaikan kewajiban utama muslimah ini. Alasan-alasan yang sering saya temui antara lain :

01. Tubuh ini adalah ciptaan Allah, dan keindahannya bukan untuk ditutupi, melainkan diperlihatkan.
Saudariku, begitu banyak nikmat yang diberikan Allah kepada kita, baik yang kita tidak sadari hingga yang terlihat di depan mata kita. Cara mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah SWT, yang menciptakan diri kita adalah dengan beribadah menurut tuntunanNya, dan memasrahkan diri sepenuhnya kepada segala ketentuan dan aturanNya. Karena ketidakpatuhan kita akan menjebak kita ke dalam perangkap penolakan/pembangkangan atas Rabb kita.

Berfirman Allah SWT dalam Q.S Al Baqarah : 216,
'Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.'.

Pernahkah kita bayangkan manakala Allah mencabut nikmat kecantikan yang dititipkan kepada kita? Pernahkah kita sadari bahwa kecantikan itu adalah ujian dari Allah, sejauh mana ia bersyukur atas kecantikannya itu? Pernahkan kita renungi manakala Allah meminta pertanggungjawaban dari nikmat kecantikan yang telah dianugerahkanNya, sementara kita menggunakannya tidak berlandaskan syari'at Allah?

Dan jika engkau menjawab, 'Kecantikah itu untuk diperlihatkan, bukan untuk ditutupi, maka kembali kita perlu bertanya :
- Relakah engkau kecantikanmu dinikmati oleh orang yang dekat dan yang jauh darimu?
- Relakah engkau menjadi objek yang dilihat, bagi semua orang, yang jahat maupun yang terhormat?
- Bagaimana engkau bisa menyelamatkan dirimu dari mata para pria?
- Maukah kamu jika dirimu dihargai serendah itu, sementara engkau bisa menjadi seorang wanita yang mulia di mata Allah SWT?

02. Aku takut dijauhi teman-teman, dikeluarkan dari kerjaan (kehilangan mata pencaharian), dan mendapat posisi yang rendah.
Saudariku, rizki ada di tangan Allah.
Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini telah diberikan kadar rizkinya, tinggal apakah kita mau menjemputnya ataukah tidak.

Telah banyak terjadi di sekitar kita cerita-cerita nyata kegigihan mereka pada prinsipnya, yang seharusnya semakin memperkuat keyakinan kita semua, bahwa rizki bukan ditangan manajemen kantor, namun berada di tangan Allah. Kekayaan yang kita miliki hari ini, kemuliaan di hadapan manusia yang kita rasakan dapat dengan hilang dengan amat segera, manakala Allah mencabutnya.

Berfirman Allah SWT dalam Q.S. Ali 'Imran : 26,
'Katakanlah: 'Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.'

Dan ingatlah bahwa Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan hambaNya yang berusaha bertaqwa dan istiqomah berpegang teguh memperjuangkan prinsip keislamannya. Ingatlah firman Allah SWT dalam Q.S. Ali 'Imran : 195,

'Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), 'Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.'

Dalam ayat lain, Allah melanjutkan,
'Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al Kitab (Taurat) serta mendirikan shalat, (akan diberi pahala) karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan.' (Q.S. Al A'raaf : 170)

'Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.' (Q.S. Hud : 115)

Adapun ketakutan dijauhi teman-teman, adalah ketakutan yang seharusnya tidak terjadi. Karena seorang mukmin seharusnya menjadi tenang dan tentram dengan Allah bersamanya. Tidak ada lagi yang dia dambakan kecuali kedekatan dan kecintaan Allah padanya.

03. Saya senantiasa menjaga amalan ibadah saya yang lain kok, kecuali hijab, saya belum mampu untuk memakainya.
Saudariku, kalau memang Anda sudah melakukan amalan-amalan terpuji, yang berpangkal dari iman, dan kepatuhan pada perintah Allah, serta takut siksaanNya jika meninggalkan kewajiban itu, mengapa Anda beriman kepada sebagian dan tidak beriman kepada sebagian yang lain, padahal sumber perintah itu hanya satu?
Sebagaimana shalat yang selalu Anda jaga adalah sebuah kewajiban, maka hijab pun demikian. Kewajiban mengenakan hijab tidak diragukan dalam Al Qur'an dan As Sunnah.

Berfirman Allah SWT dalam Q.S. Al Baqarah:85 ketika mencerca Bani Israil :
'Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tidaklah balasan bagi orang-orang yang berbuat demikian melainkan kehinaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang amat pedih. Allah tidak lengah atas apa yang kamu perbuat'.

Padahal ............... digambarkan oleh Rasulullah SAW,
'Sesungguhnya penghuni Neraka yang paling ringan adzabnya pada hari Kiamat adalah orang yang diletakkan kedua telapak kakinya dua bara api, dari dua bara api ini otaknya mendidih, sebagaimana periuk yang mendidih dalam bejana besar yang dipanggang dalam kobaran api.' (H.R. Bukhari)

Jika seperti itu adzab yang paling ringan di hari Kiamat, maka bagaimana adzab bagi orang yang diancam Allah dengan adzab yang pedih, sebagaimana disebutkan dalam ayat diatas, yang beriman kepada sebagian, dan meninggalkan sebagian yang lain?

04. Saya belum siap berperilaku dan berakhlak sebagaimana muslimah yang berjilbab. Yang berjilbab saja perilakunya tidak sesuai dengan jilbabnya.
Saudariku, kewajiban harus diutamakan diatas segalanya.

Berfirman Allah SWT, dalam kumpulan kalam Ilahinya, Q.S. Al Baqarah:208,
'Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.'

Tunaikanlah kewajibanmu dahulu kepada Penciptamu, dan kemudian secara perlahan memperbaiki segala akhlak buruk yang masih sulit engkau tinggalkan. Apakah engkau tidak sadar, dengan semakin lamanya engkau tunda berhijab, maka sedemikian menumpuklah dosa besar yang terus menggunung, yang harus dibalas dengan siksaan Allah, kuatkah engkau menjalaninya? Dosa yang terus mengalir dari hari ke hari, semakin memperberat timbangan dosa kita. Segeralah kita menuju jalan Allah.

Sementara bagi mereka yang telah berhijab, namun perilakunya tidak sesuai dengan hijabnya, maka berprasangka baiklah, bahwa minimal ia telah menunaikan tugasnya sebagai hamba Allah, dalam hal menutup auratnya, sedangkan engkau masih enggan menjalaninya. Adapun sifat kurang baiknya adalah tugas kita bersama untuk memperbaikinya, dengan nasihat-nasihat yang baik, dan ikhlas, karena boleh jadi ia belum mengetahui ilmunya, sementara ia baru mendapatkan ilmu wajibnya berhijab, dan ia segera menunaikannya.

Adapun kesiapan diri, maka sifatnya amatlah abstrak. Tidak ada parameter pasti yang mampu mengukur tingkat kesiapan seseorang, kecuali kalimat Sami'na wa Atho'na, sebagai implementasi Laa Ilaaha Illa Allah (Tidak ada yang lebih aku cintai kecuali Allah semata, hidupku hanyalah untuk Allah, Yang Menciptakanku, dan kepadaNya kelak aku akan kembali.
Saudariku, harus bisa kita bedakan antara perintah manusia dan perintah Tuhan. Perintah manusia bisa salah dan benar. Imam Malik r.a. pernah berkata, 'Setiap orang bisa diterima ucapannya dan juga bisa ditolak, kecuali (perkataan) orang yang ada di dalam kuburan ini (Rasulullah)'.

Jika perintah itu datang dari Allah di dalam kitabNya, atau melalui NabiNya, maka tidak ada bagi manusia untuk mengatakan 'saya belum mantap', padahal Dia Maha Mengetahui bahwa perintah itu untuk kebaikan kita, dan salah satu sebab tercapainya kebahagiaan kita.

Padahal Allah menyukai orang-orang yang berkata, 'Sami'na wa atho'na, ghufronaka rabbanaa wa ilaykal mashiir (Q.S. Al Baqarah:285)', (Kami dengar dan kami segera ta'at, ampuni kami ya Allah, kepadaMulah tempat kembali kami), dan padahal Allah membenci orang-orang yang berkata, 'Sami'na wa 'ashoina (Q.S. Al Baqarah:93/Q.S. Annisa:46)', (Kami dengar tapi kami tidak mena'atinya).

Alangkah hinanya kita ketika kita tidak menuruti keinginan Yang Menciptakan kita. Sementara ucapan 'Aku belum mantap' adalah ucapan yang berbahaya, karena bermakna ia meragukan kebenaran perintah tersebut, dan bermakna ia tidak mencintai Penciptanya, Rabbul 'Alamin.

Berfirman Allah SWT dalam Q.S. Al Ahzab : 36 :
'Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan tidak pula bagi wanita mukminah, apabila Allah dan RasulNya telah menerapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.'

Begitu kerasnya Allah berfirman dalam ayat diatas, apakah kita tidak takut dimasukkan Allah dalam golongan orang-orang yang sesat?

05. Saya belum dapat hidayah. Do'akanlah aku agar segera mendapat hidayah.
Saudariku, hidayah tidak datang dengan sendirinya. Hidayah membutuhkan pencaharian.
Dan bagaimanakah engkau mengetahui bahwa Allah belum memberimu hidayah? Apakah engkau mengetahui sesuatu yang ghaib yang ada dalam kitab yang tersembunyi (Al Lauh Al Mahfuzh), ataukah engkau mendapatkan bisikan dari golongan jin atau manusia?

Telah berfirman Allah SWT dalam Q.S. Muhammad:17,
'Dan orang-orang yang meminta petunjuk, Allah (akan) menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya.'

Ingatlah bahwa dalam hidayah, terdapat campur tangan dan usaha manusia, maka ikutilah petunjuk Allah agar engkau semakin dekat dengan hidayah Allah. Carilah sebab-sebab untuk mendapatkannya.

Berfirman Allah SWT dalam Q.S. Ar Ra'd:11,
'Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.'

Fahamilah sunnatullah.

Wahai saudariku, berusahalah mendapatkan sebab-sebab hidayah, niscaya akan engkau dapatkan dengan izin Allah. Banyaklah berdo'a kepada Allah, pilihlah teman yang shalihah, banyaklah membaca, pelajari dan renungilah Kitab Allah, ikutilah majelis-majelis dzikir dan ceramah-ceramah agama, dengarkanlah kaset-kaset pengajian, dan bacalah buku-buku tentang keimanan. Di sisi lain, hendaklah engkau terlebih dahulu meninggalkan hal-hal yang bisa menjauhkan dirimu dari datangnya hidayah, seperti teman yang tidak baik, bacaan-bacaan yang tidak bermanfa'at, tayangan-tayangan televisi yang buruk, dan hal-hal lainnya.

06. Insya Allah saya akan berhijab setelah menikah kelak.
Saudariku, bagaimana mungkin engkau dapat memastikan sesuatu yang engkau pun belum yakin apakah usiamu sampai hingga menikah kelak ataukah tidak. Bagaimanakah jika engkau telah dipanggil Allah dalam keadaan belum berhijab? Tidakkah engkau takut mati dalam keadaan masih tidak beriman pada sebuah kewajiban Allah yang amat mendasar bagi seorang muslimah?

Bagaimana ketika hari ini kita telah berniat berbuat sebuah kebaikan yang kita telah tahu ilmunya, namun kita tunda karena beberapa alasan, namun ternyata di kemudian hari, usia kita tidak sampai merealisasikannya, karena Allah telah mencabut nyawa kita, maka bagaimana kita mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah kelak? Kenapa kita menundanya? Kemana usia kita kita gunakan di dunia? Sejauh mana cinta kita pada Allah dan RasulNya?

Saudariku, kematian tidak hanya mengetuk pintu orang yang sakit, tidak pula orang yang lanjut usia saja, tetapi juga orang-orang yang sehat wal afiat, orang dewasa, pemudi, bahwa sampai bayi yang masih menyusu pada ibunya. Banyak contoh yang dapat kita ambil dari kejadian di sekitar kita.

Dalam Kitaabun Nikah, Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits Rasulullaah SAW,
'Wanita itu dinikahi karena empat hal. Yaitu karena harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang berpegang teguh dengan agama, (jika tidak) niscaya kedua tanganmu berlumur debu.'
Wanita yang shalihah untuk pria yang shalihah.

Boleh jadi, wanita yang terbiasa memperlihatkan kecantikan tubuhnya -- yang dimaksudkan untuk menawan hati pria -- malah membuat para pemuda enggan menikahinya, karena beranggapan, jika wanita tersebut berani melanggar salah satu perintah Allah, yaitu hijab, tidak menutup kemungkinan dia akan berani melanggar perintah-perintah yang lain. Karena syaithan memiliki banyak langkah.

07. Sesungguhnya iman itu ada di hati, dan juga Allah Maha Tahu kalaupun nanti saya telah berniat untuk berhijab.
Saudariku, benar yang telah engkau katakan bahwa iman berada di dalam hati, sebagaimana sabda Rasulullaah SAW,
'Taqwa itu ada disini, seraya menunjuk ke arah dadanya.' (H.R. Muslim)

Namun jangan sampai salah dalam mengartikan hadits di atas. Penulis kitab Nuzhatul Muttaqin berkata, 'Hadits ini menunjukkan pahala amal tergantung keikhlasan hati, kelurusan niat, perhatian terhadap situasi hati, kebenaran tujuan, dan kebersihan hati dari segala sifat tercela yang dimurkai Allah.'

Bahwa Rasulullah SAW tidak memaksudkan bahwa iman tidak akan sempurna kecuali hanya di dalam hati saja, tetapi amal perbuatan tetap harus diperlihatkan kepada Allah, sementara hati adalah benteng terakhir selamatnya perbuatan kita.
Bahwa telah sepakat jumhur ulama bahwa, 'Keyakinan dalam hati, pengucapan dengan lisan, dan pelaksanaan dengan anggota badan.'

Dan akan lebih jelas lagi ketika kita menemukan firman Allah dalam Q.S. al-Ankabut:1-3,
'Alif Laam Miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: 'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang berdusta.'

08. Saya sangat ingin berhijab, tapi suami saya lebih suka dengan keindahan rambut saya ketika tidak berhijab, lebih cantik katanya.
Saudariku, ketaatan kepada Allah harus didahulukan daripada ketaatan kepada makhluk, siapapun dia. Setelah ketaatan kepada Allah, kedua orang tua lebih berhak untuk ditaati dari yang lainnya, selama itu bukan dalam kemaksiatan.

Bersabda Rasulullah SAW,
'Sesungguhnya ketaatan itu hanyalah dalam kebaikan.' (H.R. Bukhari dan Muslim)

'Dan tidak boleh taat kepada makhluk dengan mendurhakai (bermaksiat) kepada al-Khaliq.' (H.R. Ahmad)

Harus disadari bahwa halangan yang dihadapi merupakan ujian bagi setiap hamba, karena memang meraih Surga tidaklah semudah meraih Neraka.

Bagi sang suami, harus ada seseorang yang mampu menasihatinya agar bertaqwa kepada Allah dalam urusan keluarganya. Dan hendaknya ia bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kepadanya isteri yang ingin menerapkan salah satu perintah Allah, yakni memakai pakaian sesuai ketentuan syari'at, sehingga menjaga keselamatan dirinya dari fitnah. Dan mengingatkan dia sebuah kalam Ilahi dalam Q.S. At Tahrim:6,

'Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari Api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.'

Ayat diatas mendapat penegasan pula dari Rasulullah SAW, dalam haditsnya,

'Seseorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya, dan bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.' (H.R. Bukhari)
Sehingga patutkan bagi seorang suami untuk memaksakan kehendaknya agar sang isteri tidak menutup auratnya dengan sempurna sebagaimana mestinya?

Adapun bagi isteri, tetaplah untuk tidak menaati suami dalam kemaksiatan terhadap Allah, sampai kapanpun. Dan dalam tataran teknis, perhatikanlah adab sopan santun dan cara-cara yang hikmah dalam menyampaikannya kepada suami, bisa secara mesra, dan lemah lembut, dan tidak menggunakan kalimat-kalimat yang memancing emosi ataupun amarah, dan terkesan menggurui. Dan tetaplah tabah dan sabar menghadapi celaan, ejekan, dan hinaan, dan tidak boleh menyebabkan hubungan dengan suami menjadi retak.
Hendaklah selalu meminta pertolongan Allah agar diberi keteguhan dalam prinsip, kemudahan dan jalan keluar dari kesulitan ini, kemudian meminta pertolongan sanak kerabat, dan kawan-kawan dekat suami. Senantiasalah membalas segala keburukan dengan kebaikan, dan pilihlah saat-saat yang tepat untuk dialog, dan sadarilah sekali lagi bahwa jalan ke Surga memang penuh dengan onak dan duri, dan tidak akan diberikan Allah kecuali setelah melewati kepayahan, kerja keras, dan tabah menanggung segala rintangan dan hambatan di jalan Allah.

09. Kata orang tua saya, tidak berhijab lebih baik. Dan saya yakin orang tua selalu menginginkan yang terbaik buat anaknya.
Saudariku, benar bahwa orang tua pasti selalu menginginkan yang terbaik buat anak puterinya. Namun, harus kita fahami, bahwa orang tua kita berpendapat akan sesuatu amat dilandasi oleh pemahamannya. Terkait masalah jilbab, amat boleh jadi, orang tua kita belum mendapatkan ilmunya, sejak kecilnya. Maka tugas kitalah secara perlahan-lahan menyadarkan orang tua kita, dan melakukan lobi-lobi internal, agar akhirnya menjadikan orang tua kita pendukung sejati niat kita untuk berhijab, dan bahkan mengikuti anaknya dalam berhijab. Subhanallah.

Nabi kita, Rasulullah SAW pernah bersabda,
'Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan ditanya tentang yang dipimpinnya ....' (H.R. Bukhari)

Seorang ayah adalah pemimpin dalam rumah tangga, dan akan ditanya Allah di hari Kiamat tentang orang-orang yang berada dibawah kepemimpinannya. Hendaknya seorang ayah bertanya pada dirinya sendiri :
- Berapa banyak pemuda yang telah tergoda oleh puterinya?
- Seberapa jauh puterinya telah menyebabkan penyimpangan para pemuda?
- Berapa banyak hinaan yang dilontarkan para pemuda kepadanya?

Semoga Allah senantiasa mengisi hati kita dengan cahayaNya yang tidak pernah padam, dan memenangkan kita dalam pertarungan kita melawan kejahatan syaithan, jin, dan manusia. Memerdekakan diri kita dari tawanan hawa nafsu, menuju alam kebebasan, kemuliaan, kehormatan, dan ketenangan, dan alam kesucian.

10. Hijab hanyalah kebudayaan orang Arab, dan hijab tidak sesuai dengan mode masa kini.
Saudariku, memang benar bahwa kebanyakan budak wanita di masa Rasulullah tidak berhijab, dan sebagian dari hartawan di kalangan wanita mengenakan hijab. Tapi kita harus fahami sebuah kejadian menarik di Madinah ketika Surah Al Ahzab:59 diturunkan, dimana terjadi Peristiwa yang amat menghebohkan di Madinah. Kedua setelah MIRAS. Apakah itu? Bagaimana 10 tahun awal da'wah Rasulullaah di Makkah Al Mukarramah tidak pernah menyinggung masalah syari'at. Beliau hanya menekankan pada masalah tauhid dan aqidah. Karena memperkuat penyerahan diri manusia atas Penciptanya adalah yang paling utama. Membina keikhlasan dan kesungguhan (mujahadah) dalam mengusung kalimat 'Laa ilaaha illallaah wa Muhammad Rasul Allah' adalah sebuah keniscayaan. Sehingga kita lihat bersama, bagaimana setelah keimanan umat Islam di Madinah telah begitu kokohnya, dan begitu pasrahnya mereka akan aturan Allah, dan begitu cintanya mereka pada Rasul Allah, ketika turun ayat Al Qur'an yang memerintahkan kaum wanita untuk mengenakan kerudung hingga ke dadanya, dan tidak memperlihatkan auratnya kepada laki-laki, pamannya, dll, (sebagaimana tercantum dalam Al Qur'an), dan ketika berita ini sampai ke telinga mereka, maka prinsip mereka hanya satu, yakni SAMI'NA wa ATHO'NA, kami dengar dan kami segera ta'at. Seluruh pasar-pasar di madinah, seluruh tempat-tempat di madinah menjadi riuh, karena para wanitanya yang saat itu sebagian besar tidak berkerudung, berlari ke sana kemari mencari segala sesuatu yang bisa menutupi rambut mereka, seperti goni, gorden rumah, dll. Subhanallaah, begitulah kita lihat bersama bagaimana mereka benar-benar hanya mengharapkan kebaikan di akhirat yang kekal abadi saja.

Dan ingatlah bahwa ayat itu tidak diturunkan khusus untuk orang Arab, tapi kalimatnya ditujukan untuk seluruh wanita-wanita mukmin, wanita-wanita yang benar-benar beriman kepada Penciptanya.

Saudariku sekalian, demikian 10 Jawaban yang saya susun, tiada lain kecuali berharap mengetuk pintu kesadaran saudariku sekalian untuk kembali kepada tuntunan suci Al Qur'an dan As Sunnah, agar jalan hidup kita menjadi lurus, dan mendapatkan kebaikan hidup baik di dunia maupun kehidupan akhirat kelak yang tidak memiliki batasan akhir kehidupan (kekal abadi). Apakah kita kekal dalam kebahagiaan, atau kekal dalam siksanya Allah, seluruhnya terpulang pada diri kita masing-masing. Tidak ada seorangpun yang berhak memaksa orang lain untuk berpaling dari keyakinannya, hanya kewajiban menyeru ke jalan Allah lah yang wajib ditunaikan.

Berfirman Allah SWT dalam Q.S. Al Baqarah : 272,
'Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya'.

Oleh karenanya, janganlah kita termasuk kepada golongan orang-orang yang mengunci mati hati mereka dari datangnya petunjuk, menutup rapat-rapat telinga kita, sehingga hidayah semakin jauh dari kita. Bersegeralah menuju ridhonya Allah, di hari-hari hidup kita yang masih tersisa ini.

Allaahu a'lam, waliyyut taufiiq.


Maraaji'
- Al Qur'an
- As Sunnah
- Ila ukhti ghairil muhajjabah, mal maani' minal hijab?, Abdul Hamid Al Bilaly

Sumber: http://www.alhikmah.com

Thursday, December 2, 2010

Nama Laki - laki atau Perempuan?

Berikut adalah daftar nama - nama yang sulit dibedakan, apakah nama
laki - laki atau perempuan? Sebagian besar nama - nama yang sulit
ditebak ini terdiri dari 1 kata tapi ada juga yg masih membingungkan
walaupun terdiri dari 2 kata atau lebih.
Berikut beberapa nama- nama yang sering 'nyaru' tersebut:
A
  • Ade
  • Alfi
  • Andi
  • Ari
B
  • Bayu
  • Budi
C
  • Cahya
  • Catur
D
  • Dani
  • Dede
  • Devi
  • Dian
  • Dwi
E
  • Egi
  • Eka
  • Eri
F
  • Fahri
  • Fani
  • Febri
G
  • Galuh
H
  • Hari
I
  • Iis
  • Iin
N
  • Nur
  • Nurul
  • Novi
P
  • Pepi
  • Puji
R
  • Riri
S
  • Sri
T
  • Tri
U
  • Uli
W
  • Wiwin
Y
  • Yuli
  • Yuri
Silakan jika ada ya mau menambahkan atau mungkin punya pengalaman
pribadi yang menarik yang bisa di-share.
--
Sent from my mobile device

Solusi Usaha di Masa Pandemik COVID-19

Sudah lama ingin mengeluarkan uneg - uneg yang ada dalam kepala, tapi baru kali ini saya berkesempatan untuk menuliskannya di blog ini, sil...