Saturday, February 19, 2011

Akad Nikah

Segala sesuatu pastinya memiliki kunci yang berfungsi sebagai pembuka, maka seperti itu pulalah dengan pernikahan. Pernikahan adalah sebuah hubungan yang harus dibuka dengan menggunakan sebuah kunci, sehingga kedua mempelai dapat memasuki ruang yang terdapat di dalam pernikahan tersebut.
 
Kunci pembuka bagi terselenggaranya sebuah pernikahan adalah akad nikah. Pelaksanaan akad nikah inilah yang kemudian membuka hubungan pernikahan di antara kedua mempelai. Kunci inilah yang akan menghancurkan rintangan-rintangan yang menghalangi keduanya untuk bersatu. Dan kunci ini pulalah yang akhirnya akan menutup pintu dan menjadi penghalang masuknya pihak ketiga dalam kehidupan kedua mempelai.

Pada dasarnya, akad nikah merupakan satu bentuk upacara keagamaan yang akan mengikat dua insan dalam ikatan suci dan resmi yang dikenal dengan ikatan pernikahan. Di dalam akad nikah inilah, ikatan pernikahan antara dua anak manusia yang saling bersepakat untuk membina mahligai rumah tangga diumumkan dan diresmikan di hadapan manusia (masyarakat) dan Tuhan.
 
Lokasi Akad Nikah
 
Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa akad nikah adalah salah satu bentuk upacara keagamaan, dan biasanya dalam akad nikah juga banyak dihadiri oleh para tamu yang merupakan karib kerabat dari kedua mempelai yang ingin menyaksikan jalannya acara akad nikah tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, maka tentu saja hal ini akan membutuhkan tempat pelaksanaan. Tempat untuk prosesi akad nikah tidaklah harus digedung yang besar atau mewah, tapi dapat di sesuaikan dengan keadaan. Ada beberapa tempat yang sangat lazim digunakan oleh masyarakat untuk melaksanakan akad pernikahan, yang tidak harus mewah dan mengeluarkan biaya yang melangit. Berikut ini adalah beberapa tempat yang biasanya menjadi pilihan untuk pelaksanaan akad:
  1. Dalam ruangan masjid
    Ada beberapa pasangan pengantin yang memilih masjid sebagai tempat untuk melangsungkan akad nikah mereka. Memilih masjid sebagai tempat untuk melakukan akad nikah bukanlah pilihan yang buruk, karena akan memberikan nuansa kesakralan yang lebih kental mengingat masjid adalah tempat yang biasa digunakan untuk beribadah. Meskipun demikian, pilihan ini juga memiliki sedikit kelemahan, yaitu bagi wanita yang sedang mengalami haid tidak dapat memasuki ruangan masjid untuk turut menyaksikan momen akad nikah tersebut.
  2. Di rumah mempelai wanita
    Pilihan yang paling lazim untuk melaksanakan akad nikah adalah bertempat di rumah mempelai wanita. Ini merupakan pilihan yang paling banyak diambil dan bahkan telah membudaya di kebanyakan wilayah, sehingga kadang untuk pelaksaan akad nikah sudah pasti berlangsung di kediaman mempelai wanita tanpa harus dimusyawarahkan kembali. Namun, hal ini juga dapat dikondisikan kembali manakala rumah mempelai wanita tidak memungkinkan untuk dijadikan tempat pelaksanaan akad nikah.
  3. Di rumah mempelai pria
    Alternatif pilihan yang ketiga adalah bertempat di rumah mempelai laki-laki. Alternatif ini menjadi pilihan biasanya karena kediaman mempelai wanita tidak memungkinkan untuk dijadikan tempat berlangsungya akad nikah kedua mempelai, entah karena luas area rumahnya, lokasi rumahnya, atau karena hal-hal lain.
  4. Di Gedung Pertemuan
    Dengan alasan efisiensi, kebanyakan Akad Nikah dilakukan ditempat yang sama dengan tempat dimana dilangsungkan resepsi perkawinan. Yang perlu diperhatikan adalah pada sanak kerabat tidak mendapatkan kesulitan
Rukun Nikah
 
Di dalam pernikahan dikenal istilah Rukun Nikah. Rukun nikah inilah yang wajid dipenuhi dan harus ada selama proses akad nikah berlangsung. Jika salah satu dari rukun nikah tersebut, maka akad nikah tidaklah sah. Mengenai rukun nikah ini, Islam telah menetapkannya menjadi 5 poin yang wajib ada dalam prosesi akad nikah. Berikut ini adalah kelima poin yang dimaksud:
  1. Calon mempelai pria
  2. Calon mempelai wanita
  3. Wali mempelai wanita
  4. Saksi, minimal 2 orang
  5. Ijab & kabul
Ijab & Kabul
 
Ijab & kabul, adalah sepasang kata yang tentunya sudah tidak asing lagi dalam istilah pernikahan. Lalu, apakah sebenarnya yang dimaksud dengan Ijab & kabul tersebut?
Ijab & kabul merupakan serangkaian ucapan yang diucapkan oleh orang tua atau wali mempelai wanita untuk menikahkan putrinya kepada calon mempelai laki-laki. Secara sederhana, Ijab & Kabul dapat dianggap sebagai satu bentuk kata sepakat diantara kedua belah pihak, yaitu pihak calon mempelai laki-laki dengan orang tua atau wali calon mempelai wanita. Maknanya adalah pihak orang tua mempelai wanita melepaskan anaknya untuk dinikahi oleh seorang laki-laki (calon mempelai laki-laki), kemudian calon mempelai laki-laki menerima calon mempelai wanita untuk ia nikahi.

Bahasa yang digunakan untuk mengucapkan Ijab & kabul biasanya ditentukan oleh calon mempelai pria. Ijab & kabul dengan menggunakan bahasa Arab juga menjadi pilihan yang cukup populer di beberapa suku di Indonesia. Meskipun demikian, penggunaan bahasa Indonesia juga banyak menjadi pilihan dalam berbagai prosesi akad nikah. Hal ini bukanlah satu perkara yang memberatkan karena bahasa yang digunakan dalam akad nikah sama sekali tidak mempengaruhi sah atau tidaknya sebuah akad nikah. Pemilihan bahasa untuk akad nikah ini biasanya hanyalah pengaruh dari budaya atau anggapan mengenai harga diri saja.

Ijab & kabul Bahasa Indonesia
Untuk ucapan ijab dalam bahasa Indonesia kurang lebih bunyinya sebagai berikut:
“Saya nikahkan engkau, ……(nama calon mempelai pria) bin …… (nama ayah calon mempelai pria) dengan ananda …… (nama calon mempelai wanita) binti …… (nama ayah calon mempelai wanita), dengan mas kawin …… (misalnya: perhiasan emas 18 karat seberat 20 gram) dibayar …… (tunai/hutang).”
Ucapan ijab tersebut harus dijawab dengan ucapan kabul secara langsung oleh calon mempelai laki-laki dan tidak boleh sampai ada jeda waktu yang signifikan (yang mengakibatkan dapat disela oleh ucapan kabul dari pihak selain calon mempelai laki-laki). Untuk ucapan kabul kurang lebih bunyinya adalah sebagai berikut:
“Saya terima nikahnya …… (nama calon mempelai wanita) binti …… (nama ayah calon mempelai wanita) dengan mas kawin tersebut dibayar …… (tunai/hutang).”
Untuk mempermudah pemahaman terhadap ijab & kabul ini, maka berikut kami berikan satu contoh:
  • Nama calon mempelai pria: Fulan
  • Nama ayah mempelai pria: Abu Bakar
  • Nama calon mempelai wanita: Fulani
  • Nama ayah mempelai wanita: Muhammad
  • Mas kawin : Seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar Rp. 100.000
Maka, bunyi ijab yang diucapkan oleh Bapak Muhammad yang akan menikahkan putrinya sendiri (tidak diwakilkan) adalah sebagai berikut:

“Saya nikahkan engkau, Fulan bin Abu Bakar, dengan putri saya, Fulani binti Muhammad dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sejumlah seratus ribu rupiah dibayar tunai.”

Setelah Bapak Muhammad selesai mengucakan ijabnya, maka Fulan harus segera menjawab ijab tersebut dengan ucapan kabul yang bunyinya sebagai berikut:

“Saya terima nikahnya, Fulani binti Muhammad dengan mas kawin tersebut tunai.”

Langkah akhir dari sebuah akad adalah penentuan sah atau tidaknya ucapan ijab & kabul dari ayah calon mempelai wanita dan calon mempelai laki-laki. Maka setelah Fulan selesai mengucapkan kabul, para saksi kemudian mengecek apakah pengucapan ijab dari wali mempelai wanita dengan kabul dari mempelai pria harus sambung menyambung tanpa putus atau tanpa ada jeda. Jika para saksi menganggap ijab dan kabulnya sambung menyambung, maka biasanya mereka menetapkan bahwa akad nikah yang barusan dilakukan adalah sah, dengan mempertimbangkan terpenuhinya persyaratan rukun nikah. Pernyataan sah ini tidak diselingi dengan pernyataan-pernyataan tambahan yang lain.

Temu Manten

Acara temu manten ini biasanya terdapat pada prasesi akad nikah yang benar-benar dilakukan sesuai dengan ajaran Islam yang murni tanpa ada embel-embel tradisi. Dalam ajaran Islam, calon mempelai wanita dan calon mempelai laki-laki tidak boleh didampingkan ketika pelaksanaan akad nikah. Kedua calon mempelai berada di tempat terpisah dengan hijab atau pembatas yang akan menghalangi keduanya untuk bertemu atau melihat sekalipun, sebelum ijab & kabul selesai dilaksanakan. Setelah prosesi ijab & kabul selesai dengan hasil “sah”, maka saat itulah kedua pengantin akan dipertemukan.

Perlu diketahui bahwa dalam sistem islami ini, kedua mempelai sebelumnya juga sudah harus salingmengenal terlebih dahulu, sehingga tidak jatuh dalam istilah membeli kucing dalam karung. Hanya saja, perkenalan diantara kedua calon pun juga harus dilakukan dengan cara-cara yang disyariatkan oleh Islam, yang biasa dikenal dengan istilah ta’aruf sesuai dengan ajaran Rasulullah saw.

Hal-hal Lain Yang Perlu Diperhatikan
 
Tidak ada keharusan untuk menyandingkan calon mempelai wanita dengan calon mempelai laki-laki-laki pada saat prosesi ijab & kabul, terlebih lagi mengumpulkan keduanya dalam satu naungan kerudung. Dan dalam pernikahan yang sesuai dengan tuntunan Islam, justru hal semacam ini dilarang, karena keduanya pada saat itu belum terikat pernikahan dan belum menjadi muhrim.

Hal yang paling vital adalah pengucapan ijab oleh Orang tua atau Wali dari mempelai wanita, yang dijawab dengan ucapan kabul oleh calon mempelai laki-laki.

Seperangkat alat sholat telah menjadi salah satu budaya yang biasanya selalu menjadi mas kawin, seolah-olah penggunaan seperangkat alat sholat sebagai mas kawin adalah satu kewajiban, padahal tidak demikian adanya. Tidak menggunakan seperangkat alat sholat sebagai mas kawin pun tidak menjadi masalah.

Sedapat mungkin, mas kawin yang diberikan pihak laki-laki kepada pihak wanita memiliki nilai nominal yang signifikan, sebagai bentuk tanggung jawab calon mempelai laki-laki kepada calon mempelai wanita.

Mas kawin tidaklah harus dibayar dengan tunai pada saat itu juga. Bagi calon mempelai laki-laki yang memiliki keterbatasan ekonomi, maka ia dapat mencicil atau menghutang mas kawin tersebut.

Demikianlah artikel singkat mengenai akad nikah dan ketentuan-ketentuannya. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat dan barokah bagi kita semua, khususnya bagi yang membutuhkan informasi mengenai akad nikah. Amin.

Wallahua’lam bishshowab

Naskah, Teks atau Skrip Pembawa Acara Akad Nikah


 Berikut contoh dari teks atau naskah untuk pembawa acara pada acara proses akad nikah.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,

Alhamdulillah, kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT dgn segala rahmat yg telah dilimpahkanNya, serta salawat dan salam kita ucapkan kepada nabi kita Muhammad SAW serta keluarga, para sahabatnya dan umatnya yg istiqomah.

Pertama - tama, kami ucapkan terima kasih atas kehadiran para sanak, kerabat dan sahabat dari kedua keluarga calon mempelai yg  sebentar lagi akan dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan yg penuh dengan doa dan restu dari kita para hadirin yg hadir di tempat ini, yg menjadi momen yang tak terlupakan dan sekali untuk selamanya bagi kedua mempelai. 

Sambutan Keluarga Mempelai Wanita

Agar suasananya lebih terasa hikmad dan rasa bahagia menyertai langkah awal kedua keluarga menjadi satu dlm jalinan silaturohim mereka dalam memulai hidup baru, mari kita awali prosesi ini dengan sambut kehadiran calon mempelai pria beserta keluarga dan rombongan yg akan disambut oleh pihak keluarga calon wanita beserta rombongan kami persilahkan. Para tamu dipersilahkan untuk berdiri.

Kita telah menyaksikan sambutan dari keluarga mempelai wanita.........., putri ke-..... dari pasangan Bp........ dan Ibu.........  dalam menerima keluarga rombongan mempelai pria..............., putra ke-tiga dari pasangan Bp........... dan Ibu....................

Pembacaan Basmalah

Sebelum kita memasuki acara utama mari kita mulai dgn membaca surat Al Fatihah.

Bismillahirrahmaanirrahim
Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin
Arrahmaanirrahiim
Maaliki yaumiddiin
Iyyaka na’budu waiyyaka nasta’iin
Ihdinash shiraatal mustaqiim
Shiratal ladziina an ‘amta ‘alaihim
Ghairil maghdluubi ‘alaihim
Waladl dloolliin, aamiin

Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an dan Saritilawah

Berikutnya pembacaan ayat suci Al Qur’an Surah …….Ayat… - … oleh Hafiz dan terjemahan sari tilawah oleh Tiam

Alhamdulillah, semoga Allah SWT memberikan hidayah dan manfaat kepada kita semua dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an ini.

Ijab Kabul
Sampailah kita kepada inti dari akad nikah yaitu prosesi Ijab Kabul yang akan diwakili oleh
  • Penghulu oleh ………………………………………………dari Kantor Urusan Agama ………………………………………….
  • Calon mempelai wanita ................(nama mempelai wanita) dan calon mempelai pria,................(nama mempelai pria)
  • Wali dari mempelai wanita yaitu langsung oleh ayahanda mempelai wanita Bp......................
  • Para Saksi
    • …………………………selaku saksi dari mempelai wanita
    • …………………………selaku saksi dari mempelai pria

Setelah selesai, persilahkan pasangan untuk ber-foto

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah, kini ................(nama mempelai wanita) dan .......................(nama mempelai pria), telah resmi menjadi pasangan suami istri, semoga mereka berdua selalu dipersatukan oleh ikatan suci ini, diberikan kemudahan dalam menjalankan rumah tangganya, diberi keturunan yang baik dan menjadi keluarga yang Sakinah, Mawaddah dan Warahmah, amiin

Nasihat dan Do’a Perkawinan

Sebagai bekal bagi kedua mempelai khususnya dan kita semua, marilah kita dengarkan nasihat – nasihat perkawinan dan do’a oleh Bp. Ust. ……………………….

Itulah tadi nasihat – nasihat perkawinan yang disampaikan oleh Bp. Ust. ……………… semoga bermanfaat bagi kita semua, amin

Sungkeman (Optional)

Sebagai penutup dari prosesi akad nilah ini, kedua mempelai dipersilahkan untuk sungkem kepada kedua pasang orang tua mereka, sebagai representasi dari pemberian restu dari kedua orang tua dan ucapan terima kasih kedua mempelai kepada kedua orang tua yang telah membesarkan mereka.

Sarapan Pagi
Alhamdulillah, akhirnya prosesi Akad Nikah dari ................(nama mempelai wanita) dan ................(nama mempelai pria) dapat berjalan dengan lancar. Para tamu dipersilahkan untuk memberikan ucapan selamat dan do’a dan menyantap hidangan yang sudah disediakan oleh panitia.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan Wassalamualaikum Warhmatullahi Wabarokatuh.

Contoh Naskah, Teks atau Script Nasehat Perkawinan MInang


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Tidak bisa disangkal lagi bahwa hasrat terbesar para pemuda dan pemudi ketika mencapai usia dewasa pasti telah berkeinginan kuat untuk menikah. Pemuda dan pemudi saling tertarik kepada pasangannya bagaikan magnit. Hal ini merupakan anugerah terbesar dari Allah SWT yang patut disyukuri karena pernikahan itu ibarat TALI ALLAH yang menambatkan dua hati yang mampu melahirkan ketentraman hidup yang penuh Mawaddah wa Rahmah.
Untuk mencapai suasana yang penuh kedamaian dalam sebuah rumah tangga, merupakan dambaan mutlak dalam setiap insan, dalam mendayung bahtera kehidupan rumah tangga yang damai, aman dan tentram. Namun, untuk meraih idaman yang sangat menyejukkan hati itu, bukanlah hal yang mudah dan gampang tetapi memerlukan aturan main (Rule of game) tertentu, yang harus dijalankan secara ikhlas oleh pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
Tanpa kesungguhan dan keikhlasan dari kedua belah pihak – Mawaddah wa Rahmah yang di dambakan itu tidak akan tercapai bahkan sebaliknya, penderitaan dan kesengsaraan yang akan menindih. Memang, perkawinan atau pernikahan itu sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah:

“ An-nikahu sunnati-faman raqiba an sunnati fa laisa minni”

Artinya: Pernikahan itu adalah sunahku kata Rasul, barang siapa yang tidak mau mengikuti sunahku, maka dia tidak pantas menjadi ummatku.

Jadi bapak-bapak, ibu-ibu dan saudara-saudara sekalian disini sudah jelas bahwa:
Hidup berkeluarga sebagai suami isteri yang dipatrikan dengan akad nikah yang dijalin dengan kalimah Allah – Laa ilaaha illallah Muhammad dar rasulullah adalah merupakan “SUNNATULLAH” yang telah turun temurun semenjak nenek moyang manusia yang pertama Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa, yang harus dituruti dan dilaksanakan oleh umat manusia sepanjang masa. Sebab, betapapun jua, banyaknya harta dan kekayaan yang dimiliki seseorang, dan betapapun tingginya pangkat serta kedudukan yang dia miliki namun dia akan tetap merasa kesepian di tengah-tengah dunia yang ramai, jika dia tidak mempunyai isteri sebagai keluarga terdekat yang menjadi teman hidupnya.
Hal ini adalah logis dan nyata serta dapat diterima dengan mudah karena kita mengetahui bahwa keluarga yang hidup dalam suatu rumah tangga adalah merupakan pondasi dari suatu negara dan landasan yang kuat untuk pembinaan umat. Di katakan demikian karena negara itu pada hakekatnya adalah gabungan dari jutaan keluarga rumah tangga dan apabila tiap-tiap keluarga rumah tangga itu baik, pasti akan baik pulalah negara itu dalam sagala pembinaannya dan manusia yang telah bermilyar-milyar banyaknya yang telah lahir diatas dunia ini adalah hasil produksi dari rumah tangga.
Begitu mulia dan indahnya tujuan dari hidup berkeluarga maka agama islam telah memberikan penjelasan dengan sebaik-baiknya, jalan mana yang harus ditempuh untuk mencapai ketentraman dan kebahagiaan itu, baik yang tercantum didalam ayat-ayat suci Al Qur’an dan hadist-hadist Rasulullah SAW.
Sebelum saya mengakhiri pidato saya, saya akan membacakan sebuah pantun sebagai berikut:

Kaluk paku kacang balimbiang
Tampuruang lenggang – lenggangkan
Baok manurun ka Saruaso
Tanam sirieh jo ureknyo

Anak dipangku kemenakan dibimbiang
Urang kampuang dipatenggangkan
Tenggang sarato jo adatnyo
Tenggang nagari jan binaso

Hanyuik bapinteh hilang bacari
Tarapuang bakaik tabanam basalami
Usua dipamain cabua dibuang
Siang dicaliek-caliek malam didanga-danga
Kamanakan disambah bathin mamak disambah laie lupo baingekkan
Sentieng babilai kurang batukuak panjang bakorek
Singkek bauleh jauh dikandono dakek baulangi

Berakit – rakit kehulu
Berenang – renang ketepian
Bersakit – sakit dahulu
Bersenang – senang kemudian


Demikian yang dapat saya sampaikan. Kami dari wakil kedua keluarga mempelai menghaturkan maaf yang sebesar – besarnya jika ada kekhilafan dan kami mohon doa restu dari para hadirin bagi kedua mempelai.

Wabillahi Taufiq wal Hidayah,
Wassalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh.

Solusi Usaha di Masa Pandemik COVID-19

Sudah lama ingin mengeluarkan uneg - uneg yang ada dalam kepala, tapi baru kali ini saya berkesempatan untuk menuliskannya di blog ini, sil...