Friday, October 5, 2012

Form Permintaan Ilustrasi Asuransi Gratis

If you have trouble viewing or submitting this form, you can fill it out online:
https://docs.google.com/spreadsheet/viewform?fromEmail=true&formkey=dFpRbjB6ZXNJSTJYanVJTUdiM19vLUE6MQ

Form Permintaan Ilustrasi Asuransi Gratis

Form ini disediakan untuk siapa saja bagi yang ingin mendapatkan ilustrasi gratis produk asuransi Prudential. Ketepatan informasi yang dikirimkan akan sangat berpengaruh dengan hasil yang ada pada ilustrasi nantinya, seperti usia, jenis kelamin, merokok/tidak merokok, jabatan, besarnya premi dan periode pembayaran premi. Hasil ilustrasi akan kami kirim melalui email menggunakan alamat email yang sudah Anda informasikan dalam form ini, pastikan alamat email yang anda kirim sudah benar. Untuk infromasi lebih lanjut, silakan menghubungi saya di 021-99943161 pada hari Senin - Jumat, pukul 07.00 - 19.00 WIB.























Monday, October 1, 2012

Nasib Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah Kecil dengan Program Belajar 9 Tahun

Hari ini kunjungan saya sampai ke sekolah - sekolah menengah kebawah yang menurut informasi yang ada, masih jauh tersentuh teknologi tapi bukan sekolah primitif. Kali ini saya berkunjung ke Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD) dan Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP) di daerah Ulujami, lokasinya bersebelahan dengan gedung kelurahan setempat, gedung 2 lantai ini cukup mengejutkan, jika kita bandingkan dengan suasana didalam kelas dan ruang guru. Jika dilihat sekilas dari luar, sekolah ini terlihat besar dan memiliki fasilitas yang baik, namun saya terkejut ketika setelah mendapat penjelasan dan bertemu dengan karyawan administrasi di dalam ruang TU dan penjelasan dari Wakil Kepala Sekolah.

Kunjungan saya ini ditemui oleh Bapak Wakil Kepala Sekolah, sebelumnya saya permisi terlebih dahulu ke ruang Tata Usaha untuk dapat bertemu dengan Kepala Sekolah atau Ketua Yayasannya, namun karena sudah hampir pukul 3 sore dan saat ini sekolah tersebut sedang melangsungkan mid test, jadi hanya tinggal beberapa guru dan wakil kepala sekolah saja. Pada saat menunggu di ruang TU ini saya mendengarkan pembicaraan antara staf TU dengan salah seorang guru, terdengar dalam percakapan itu, sang guru meminta dana untuk membeli kado untuk guru yang baru saja melahirkan. Staf TU tersebut dengan intonasi setengah tinggi mengatakan bahwa mereka tidak punya dana untuk itu dan pengurusannya yang ribet, sampai akhirnya staf TU itu mengatakan untuk pembelian kado itu ditanggung oleh para guru dan karyawan dari dompet mereka masing - masing. Sampai disini. apa kesimpulan yang ada dipikiran anda?

Akhirnya saya bisa ditemui oleh Bapak Wakil Kepala Sekolah, sebut saja Bp. Fulan (bukan nama sebenarnya). Seperti biasa saya melakukan wawancara survey terlebih dahulu untuk dapat memetakan dan mendapatkan profile sekolah, sebelum saya mengutarakan maksud kedatangan saya kepada Bapak Fulan ini sebenarnya. Dalam wawancara survey ini, saya begitu terheran - heran dan berulang - ulang melihat gedung sekolah dan membandingkannya dengan informasi yang saya terima. Menurut Bp. Fulan ini, sekolah ini termasuk sekolah yang memiliki kemampuan lemah, uang masuk pelajar baru hanya dibandrol 300 rupiah saja dan bisa dicicil 2 kali, itupun digunakan untuk menyediakan 2 setel seragam dan 1 setel baju training bagi anak didik barunya. Uang SPP ditarik hanya 30 ribu rupiah perbulannya untuk masing - masing anak didik, jumlah anak didik di MI ada sebanyak 100 siswa dan 14 guru. Dari uang SPP inilah mereka harus membaginya sebagian untuk honor guru dan sebagian untuk biaya opeasional sekolah. Total 3 juta rupiah dibagi 14 guru, dikurangi biaya operasional, bersih 150 ribu rupiah untuk honor guru sekolah ini tiap bulannya. Sangat jauh dari cukup menurut saya, hanya habis untuk ongkos transport saja.

Menurut Bp. Fulan ini, mereka merasa terbantu dengan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang baru saja mereka nikmati, jika tidak mungkin sekolah ini tidak bisa berjalan, menurutnya. Kelas yang ada hanya diisi oleh 16 - 20an siswa, jumlah kelas ada 5 ruang untuk MI dan 4 ruang kelas untuk MTs yang dibagi dalam 2 shift pagi dan siang. Sayapun diterima diruang guru yang tanpa bangku, ada 2 karpet yang dihampar dilantai dan meja - meja belajar yang dijejerkan merapat ke dinding untuk menempatkan kertas - kertas ujian, buku - buku dan tumpang tindih dengan tas para guru.

Saya mengurungkan niat saya untuk mengutarakan maksud kedatangan saya, namun saya tetap menyampaikan bahwa saya menawarkan suatu solusi yang dapat membuat pekerjaan menjadi lebih cepat, mudah, otomatis, efektif dan efisien. Dan informasi tersebut ditanggapi dengan datar sambil Bp. Fulan kembali menjelaskan kondisi sekolah mereka. Sekolah ini bukan baru berdiri tapi sudah ada sejak 1982, yang berarti sudah berdiri selama 30 tahun, dia menceritakan kalau sekolah ini sebelumnya tidak sesepi sekarang. Didalam kelas yang jumlahnya lebih sedikit karena belum ada lantai 2, bisa diisi oleh 38 - 40 siswa, sehingga akhirnya dibuatkan 2 lantai walaupun belum ada memiliki kantin, ruang UKS, laboratorium dan perpustakaan sendiri. Sebenarnya ada ruang buku, yang dibuat serba guna sebagai perpustakaan, hanya sayang koleksi buku yang ada tidak bertambah dan minat siswa yang cenderung lebih senang mencari informasi melalui internet ketimbang buku saat ini.

Sekolah madrasah memang cenderung lebih sepi peminat ketimbang sekolah umum, sekolah madrasah swasta saat ini lebih sulit lagi peminatnya sejak ada program BOP atau yang lebih umum dikenal dengan Program Belajar 9 tahun untuk sekolah negeri , yang mana biaya pendidikan sekolah sampai dengan SMP ditanggung oleh pemerintah, sehingga anak didik tidak dipungut biaya untuk uang SPP dan uang masuk.

Namun Bp. Fulan tetap berpikiran positif, jika sekolahnya sekarang sepi itu lebih banyak disebabkan oleh minimnya fasilitas dan kualitas pendidik yang bisa dijual kepada masyarakat sekitar dan juga kondisi pasar yang memang didominasi oleh kalangan masyarakat tidak mampu, yang membuatnya sulit untuk menaikkan uang masuk menjadi 6 juta rupiah seperti uang masuk madrasah ternama tetangganya.

Mudah - mudahan pemerintah akan selalu dapat mengambil kebijakan - kebijakan yang lebih adil dengan melihat kebaikan secara menyeluruh dan bermanfaat bagi semua kalangan, terutama bagi yang secara langung merasakan imbas dari kebijakan tersebut.

Solusi Usaha di Masa Pandemik COVID-19

Sudah lama ingin mengeluarkan uneg - uneg yang ada dalam kepala, tapi baru kali ini saya berkesempatan untuk menuliskannya di blog ini, sil...