Sunday, September 30, 2012

Berbagi Dengan Sesama

Kemarin sore waktu saya canvassing di daerah Kampung Baru Jakarta Barat, saya mampir ke salah satu industri garment yang ada disana, sambil minum dan isi bensin, saya tanya kepada penjual bensin, saya tanya siapa pemilik dari garment ini? Dia menyebutkan satu nama dan marganya Ginting. Berbekal informasi tersebut saya masuk ke garment tersebut dan mengutarakan maksud kedatangan saya ke garment tersebut kepada recepsionist. 

Sambil menunggu saya melihat 3 orang anak - anak umur sekolahan dasar yang sedang mengantri dengan membawa selembarkartu. Begitu saya perhatikan agak lama, saya menduga bahwa anak - anak ini datang untuk mengambil uang. Awalnya saya tidak tahu uang apakah yang mereka ambil. Setelah dua dari tiga anak tersebut meninggalkan tempat, saya makin penasaran karena kedua anak itu langsung pulang dan tidak masuk kedalam kantor garment tersebut. Saya menduga bahwa anak ini ternyata bukan karyawan garment ini. Saking penasarannya (bukan kepo ya), saya langsung tanya ke receptionist yang tidak jauh jaraknya dari tempat duduk saya menunggu. Saya tanya, "Anak ini terima uang apa?" Receptionist dengan santai menjawab "Uang anak asuh". Wah! Benak saya langsung melihat sesuatu yang positif. Dari investigasi sederhana, saya mendapatkan informasi bahwa jumlah anak asuh yang ada saat ini sebanyak 30 anak, terdiri dari anak kurang mampu dan anak yatim piatu, mereka mendapat imbalan 150 ribu rupiah tiap bulan dan program ini sudah berjalan 20 tahun lebih. Tunjangan pendidikan pun diberikan kepada anak - anak pegawai garment tersebut yang totalnya mencapai ratusan.

Saya langsung terpikir perusahaan - perusahaan besar yang gencar memplubikasikan program CSR namun sifatnya hanya sementara, walaupun tidak semuanya buruk dengan publikasi seperti itu setidaknya mengajarkan kepada yang lain untuk berbagi dan bertanggungjawab terutama pada lingkungan sekitarnya. Berbeda dengan perusahaan garment ini, program uang anak asuh ini sudah berjalan 20 tahun lebih dan tanpa publikasi sedikitpun serta memprioritaskan kesejahteraan untuk warga disekitarnya. Sangat mengesankan. 

Semoga bisa menjadi contoh yang baik.

Tuesday, September 25, 2012

Manajemen Waktu Untuk Kepuasan Bathin

Dulu waktu saya masih bekerja, saya kurang menghargai waktu. Datang ke kantor, pulang dari kantor, buat janji dengan orang, hadir di meeting, jemput pacar, hadir di pesta perkawinan, hadir di training, nonton di bioskop, shalat 5 waktu, makan siang, antar anak sekolah selalu terlambat. Ada rasa yang terus kurang pada saat saya selalu terlambat.

Sekarang saya menjalankan suatu bisnis, saya selalu berusaha untuk bisa hadir tepat waktu atau malah kadang - kadang datang awal waktu. Saya merasa ada suatu pencapaian yang luar biasa, pencapaian target yang sederhana, yang paling dekat dengan keseharian kita. Ada kepuasan bathin yang saya rasakan dengan hadir tepat waktu atau lebih awal.

Pencapaian sederhana ini tidak sesederhana dengan dampak yang ditimbulkan, integritas -  termasuk didalamnya sikap disiplin dan contoh bagi junior yang baik, selalu merasa menang set dengan calon klien atau customer jika membuat janji - sehingga nilai tambah dimata calon klien, menghargai waktu orang lain, lebih efektif dan efisien karena kita terus berusaha mengatur waktu dengan baik, tampil lebih siap dan penuh percaya diri.

Disini yang dipusingkan bukan apakah ini disebabkan karena dulu saya sebagai pekerja atau sekarang saya menjalankan bisnis sehingga saya mulai melek dengan pengaturan waktu yang baik, tapi manajemen waktu ini selalu bisa dipraktekkan kapan saja baik itu pada saat kita bekerja dengan orang lain atau bekerja untuk diri sendiri atau orang lain yang bekerja untuk saya. Jika seorang pekerja saja sudah memiliki kesadaran dalam manajemen waktu, diapun akan banyak mendapatkan nilai tambah yang baik, pandai menghargai waktu orang lain, pandai menghargai kesempatan bekerja yang diberikan oleh perusahaan tempatnya bekerja. Sebagai seorang self-employee juga dituntut untuk pandai mengatur waktu atau dia akan tertinggal dengan yang lain yang lebih bisa tampil lebih baik, sebagai orang yang memiliki usaha dan mempekerjakan orang lain juga dituntut untuk lebih pandai mengatur waktunya atau kehancuran usahanya akan menggerogoti usahanya cepat atau lambat.

Saya bersyukur dan happy dengan perubahan didiri saya, hidup saya sudah mulai upgrade walaupun telat, sekarang saya bukan lagi Pentium IV lagi tapi yah setidaknya sudah Core 2 Duo. :)

Semoga bermanfaat.

Solusi Usaha di Masa Pandemik COVID-19

Sudah lama ingin mengeluarkan uneg - uneg yang ada dalam kepala, tapi baru kali ini saya berkesempatan untuk menuliskannya di blog ini, sil...