Wednesday, September 22, 2010

Dua Ribu Limaratus

Nadia M. Yuniardo

2500?
Angka ini...
Alhamdulillah belum pernah menimbulkan masalah buat saya.
Angka ini tidak pernah terasa berat saat saya mau membeli cakwe atau gorengan di pinggir jalan. Namun, setelah saya ingat2, memang sedikit terasa berat saat mau saya keluarkan untuk anak-anak pengamen di lampu merah. Saya hampir tidak pernah memikirkan 2500 sampai.................. kemarin siang, saat saya telat membaca sebuah koran pagi yang memberitakan keputus-asaan seorang bocah kecil bernama Heryanto yang gantung diri karena tidak punya 2500.

Ya Allah, saat itu angka 2500 terasa saat mengganjal.
Saya sudah membaca berita ttg hal ini di email beberapa hari yang lalu dan saya masih cuek. Saya baru terpana saat membaca kalimat tulisan koran tersebut, tentang bagaimana Heryanto menitikkan airmata ketika ayahnya hanya bisa menjanjikan 2500 tersebut dalam waktu satu atau dua hari lagi...

Ya Allah, 2500?
Saya tidak pernah merasa begitu kaya.
Saya tidak pernah merasa begitu berdosa karena tidak pernah mensyukuri 2500 dan 2500 lain yang saya miliki selama ini. Saya menangis tapi saya juga tidak tahu harus berbuat apa.

2500 begitu kecil artinya buat saya selama ini dan ternyata begitu besar artinya untuk seorang Heryanto dan mungkin banyak Heryanto Heryanto lain... Kenapa saya merasa begini ya Allah? Apa saya merasa bersalah karena Heryanto tidak punya uang 2500 untuk bayar PKK sekolahnya?
Bukan salah saya ya Allah. walaupun saya takut sesungguhnya saya yang bertanggung jawab. Apa Heryanto ada diantara pengemis kecil yang pernah saya tolak di lampu merah? Apa Heryanto salah satu bocah yang bersedih hanya karena saya lupa bersedekah dan berzakat tiap bulan dan hanya menunggu hari raya tiba? Apa Heryanto salah satu bocah yang tidak pernah saya pikirkan untuk diangkat menjadi anak asuh?

Ya Allah, saya mohon ampun.
Saya sangat...sangat berharap...Heryanto menangis karena pemerintah yang tidak becus menangani kemiskinan dan pendidikan negri saya. Bukan salah saya kan ya Allah? Saya sangat ingin menimpakan kesalahan pada mereka mereka yang mengeluarkan tiga milyar, hanya untuk merawat dan memindahkan bendera pusaka saat tujuhbelasan kemarin! Saya cuma ingin memarahi guru Heryanto yang katanya terus menerus menagih 2500 dan mengatakan ia memang anak nakal..... duuh Rabb, saya cuma tidak ingin Heryanto yang sekarang terbaring di rumah sakit saat ini adalah karena kesalahan saya ya Allah. Begitu tidak pedulinya saya pada 2500 selama ini sehingga tidak menyadari betapa besarnya arti angka tersebut untuk saudara-saudara saya yang lain.

Saya cuma bisa berdoa, Ya Allah, semoga insyaAllah saya dimaafkan dan masih diberi kesempatan untuk meneruskan berpuluh-puluh dan beratus-ratus 2500 yang yang dititipkan pada saya saat ini pada saudara-saudara saya yang lain. Amin

1 comment:

  1. jika dalam 1 kampung, ada seorang anak,yang meninggal karena kelaparan maka yang berdosa adalah seluruh kampung itu. jika dalam 1 negara ada orang yang meninggal karena bunuh diri hanya karena uang 2500 akankah seluruh orang di negeri ini berdosa???
    Alloh menciptakan Negeri ini, Indonesia seakan2 Surga dunia, semua hal ia miliki, tambah emas, timah, tembaga, titanium, bijih mnineral, permata, marmer, gas alam, minyak bumi, tanah yang super subur, udara tropis dimana tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, pemandan alam yang luar biasa indahanya, kebudayaanya yang begitu beragam, bahsa yang beragam, flora fauna yang beraneka jenis, tapi inilah keadilan Tuhan. Dia menciptakan orang2 rakus di negeri ini, orang2 yang hanya bisa merusak, orang2 yang tak peduli dengan yang laen, orang yang selalu mementingkan diri sendiri. inilah gambaran negeri ini.
    adilakan Tuhan.
    Tuhan selalu punya skenario indah untuk setiap hambaNya.

    ReplyDelete

Thank you to leave a comment for kuyusku. We will get back to you as soon as possible. Have a great day!

Solusi Usaha di Masa Pandemik COVID-19

Sudah lama ingin mengeluarkan uneg - uneg yang ada dalam kepala, tapi baru kali ini saya berkesempatan untuk menuliskannya di blog ini, sil...